Denpasar (Antaranews Bali) - PT Bank Mandiri Taspen (Mantap) menerima suntikan modal sebesar Rp500 miliar dari dua induk perusahaan yakni Bank Mandiri dan PT Taspen yang rencananya akan digunakan mengoptimalkan ekspansi bisnis.
"Kami ada target untuk tumbuh. Tujuan dari modal ini untuk mendukung ekspansi kami ke depan," kata Direktur Utama Bank Mantap Josephus K Triprakoso Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2018 di Jimbaran, Kabupaten Badung, Jumat.
Nilai investasi yang dikucurkan masing-masing oleh Bank Mandiri sebesar Rp255 miliar dan Taspen sebesar Rp242 Miliar.
Dengan demikian komposisi saham di Bank Mantap dari sebelumnya saham Bank Mandiri sebesar 59,44 persen terdilusi menjadi 51,05 persen oleh saham Taspen di Bank Mantap yang sebelumnya 40 persen meningkat menjadi 48,39 persen, sedangkan sisa saham lainnya, lanjut dia, masih dipegang oleh penanam modal minoritas.
"Penyertaan modal ini akan berlaku efektif dapat digunakan oleh Bank Mantap setelah ketentuan dan syarat-syarat dari otoritas yang berwenang yaitu Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terpenuhi," katanya.
Menurut dia, ekspansi bisnis akan dilakukan dalam meningkatkan akses jaringan layanan perbankan dan menciptakan produk baru agar dapat melayani pensiunan aparatur sipil negara dan TNI/Polri.
Pria yang akrab disapa Jos itu menambahkan tahun 2019, bank yang sebelumnya bernama Bank Sinar Harapan Bali itu berencana akan membuka 50 jaringan kantor baru.
Saat ini, bank yang berkantor pusat di Jalan Melati Denpasar, Bali, itu memiliki 220 jaringan kantor yang tersebar di 30 provinsi di Tanah Air, 40 jaringan kantor diantaranya berdiri di Pulau Dewata.
Untuk produk baru, Jos menyebutkan pihaknya bersiap mengeluarkan produk digitalisasi layanan para pensiunan sesuai dengan target bisnis korporasi.
Dengan tambahan dana segar dari induk perusahaan itu, ia optimistis bisnis yang dijalankan bank tersebut dapat tumbuh kisaran 30-40 persen tahun 2019.
Sampai dengan Oktober 2018 total aset yang dimiliki Bank Mantap mencapai Rp18,56 triliun atau tumbuh sekitar 45,8 persen, sedangkan posisi Dana Pihak Ketiga atau DPK mencapai Rp14,02 triliun atau tumbuh 60,5 persen.
Untuk penyaluran kredit mencapai sekitar Rp14,76 triliun atau meningkat sampai 53,5 persen, sebagian besar untuk penyaluran kredit pensiunan mencapai Rp13,20 triliun atau umbuh 75,7 persen.
"Untuk laba bersih yang dihasilkan mencapai Rp290,6 miliar atau naik sampai dengan 132,1 persen dari periode tahun sebelumnya," katanya. (ed)