Karawang (Antara Bali) - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik
Indonesia (Perum Peruri) mengaku akan mengembangkan solusi keamanan
digital guna menghadapi era modern ke depan.
"Untuk bisnis digital, utamanya kami akan kembangkan proyek bisnis
seperti track and trace untuk label keamanan produk. Jadi misal obat
diberi kode tertentu agar bisa ketahuan asli atau palsu," kata Direktur
Utama Perum Peruri Prasetio saat kunjungan ke pabrik pencetakan uang
Peruri di Karawang Timur, Jawa Barat, Rabu.
Menurut Prasetio, sistem tersebut nantinya bisa diterapkan untuk
berbagai produk termasuk bahan pokok. Sistem itu berguna agar tidak ada
barang ilegal atau palsu beredar di masyarakat.
"Jadi untuk mitigasi, kami menjual sistem tersebut yang bisa diterapkan di pita cukai, farmasi dan produk lainnya," katanya.
Prasetio menambahkan, pihaknya juga akan mengembangkan industri
"smart card" (kartu pintar) lantaran perusahaan tersebut telah memiliki
kompetensi untuk mencetak.
"Tapi dalam skala besar kita menjajaki untuk tumbuh secara
nonorganik dengan cara merger, mengakuisisi perusahaan target yang
kriterianya sesu dengan yang kita kehendaki. Tentu prosesnya harus
melalui konsultasi dengan pemilik modal," katanya.
Lebih lanjut, potensi bisnis lain yang terus digodok perusahaan
adalah sejumlah sistem solusi digital yang berhubungan dengan fasilitasi
sistem layanan publik seperti membayar pajak atau Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK).
"Itu juga pasar karena itu menyangkut security (keamanan). Banyak
hal yang menyangkut security seperti sertifikat, materai, itu bisa
di-security-kan jadi e-paspor, e-materai dan lainnya," katanya.
Potensi pasar digital lainnya, lanjut Prasetio yakni Penyelenggara Sertifikasi Kehandalan (Sertification Authority).
Lembaga tersebut menyelenggarakan mekanisme dokumen keamanan yang harus disertifikasi keabsahannya oleh lembaga independen.
"Untuk dapat lisensi itu kami harus memiliki kompetensi dan mendapat izin dari Kominfo. Ini potensi bisnis juga," tukasnya. (WDY)
Peruri akan Kembangkan Solusi Keamanan Digital
Kamis, 19 Januari 2017 8:34 WIB