Jakarta (Antara Bali) - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly membantah berita yang menyebutkan 10 juta pekerja dari China yang membanjiri Indonesia terkait aturan kebijakan bebas visa.
"Begini kebijakan bebas visa itu tujuannya untuk turisme dan meningkatkan arus turis. Masa Indonesia yang sebesar ini yang begitu banyak destinasi wisatanya tetapi jumlah wisatawannya lebih kecil dari Malaysia," kata Yasonna di kantor Kementerian Hukum dan HAM Jakarta, Kamis.
Menurut Yasonna, yang terpenting soal kebijakan bebas visa ini adalah pihaknya tetap melakukan pengawasan.
"Jadi, kalau orang asing yang masuk itu datanya ada 9 juta yang keluar juga harus 9 juta," tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah mengetahui siapa yang menyebar soal kabar 10 juta pekerja China tersebut.
"Itu "hoax" (bohong), sekarang banyak "hoax". Jadi sekarang kami minta, kalau kamu mengatakan ada data 10 juta orang asing atau yang ilegal 1 juta orang tunjukin ke kami. Karena kami sudah menindak lebih dari 7.887 kemudian dideportasi dan ada 329 orang yang pro justitia selama 2016," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan menurut data Kementerian Hukum dan HAM ada 31 ribu tenaga kerja asing asal China yang menggunakan Izin Tinggal Sementara (ITAS) di Indonesia.
"Data kami memang beda dengan Kemnaker yang menyebut 21 ribu. Data di kami 31 ribu yang ITAS, itu maksudnya dia transaksi perlintasannya. Jadi kenapa data kami berbeda dengan Kemnaker? Yang bekerja itu 21 ribu tetapi kadang-kadang keluar masuk-keluar masuk, data perlintasan kami tentunya harus lebih besar," ujarnya.
Ia pun mempertanyakan soal serbuan 10 juta tenaga kerja asing asal China tersebut karena kita pun sebagai masyakarat pasti akan merasakan dengan serbuan yang sebanyak itu.
"Misalnya saya sendiri, saya tenaga kerja asing. Saya datang ke sini pertama kali, kemudian pulang dulu, dan kembali lagi ke sini. Saya dicatat tiga kali padahal saya sendiri. Nah itu perbedaan angka kami yang 31 ribu tetapi data Kemnaker 21 ribu, dan seluruh tenaga kerja asing di sini sekitar 70 ribu, jadi yang menyerbu itu siapa?," jelas Yasonna.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membantah jumlah pekerja asal China yang berada di Indonesia mencapai puluhan juta orang karena yang benar hanya sekitar 21 ribu orang.
"Banyak yang bersuara-bersuara Tiongkok yang masuk ke Indonesia 10 juta, 20 puluh juta. Itu yang menghitung kapan. Hitungan kita 21 ribu, sangat kecil sekali," kata Jokowi dalam sambutannya saat Deklarasi Pemagangan Nasional di KIIC, Karawang, Jawa Barat, pada Jumat (23/12).
Menurut Presiden, masyarakat diharapkan tidak menyebarkan isu dengan data yang salah sehingga membuat gaduh nasional.
Presiden juga menyatakan kecil kemungkinan warga China Hong Kong mau bekerja di Indonesia karena perbedaan jenjang gaji yang begitu besar antara Hong Kong dan Indonesia.
"Tidak mungkinlah tenaga kerja dari Hong Kong, Amerika, Eropa masuk karena gaji mereka lebih gede dari kita," ujar Jokowi.
Presiden menjelaskan Indonesia menargetkan untuk meningkatkan kunjungan turis dari China. (WDY)
Menkumham Bantah Jutaan Pekerja China Banjiri Indonesia
Kamis, 29 Desember 2016 14:24 WIB