Jakarta (Antara Bali) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
menyosialisasikan prosedur operasional standar (standard operating
procedure-SOP) penanganan aksi terorisme di lingkungan sekolah,
khususnya di satuan pendidikan kerja sama atau sekolah internasional di
Bali, Rabu (14/12).
Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT
Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir seperti dikutip dalam siaran pers yang
diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan sosialisasi ini penting dilakukan
meski sejauh ini aksi terorisme di Indonesia belum pernah terjadi di
lingkungan sekolah.
"Sosialisasi SOP penanganan aksi terorisme di lingkungan sekolah
internasional ini merupakan upaya nyata dari BNPT untuk memberikan
perlindungan kepada masyarakat tentang bahaya yang dapat ditimbulkan
dari aksi-aksi terorisme," ujar Abdul Rahman saat membuka acara
sosialisasi itu.
Ia mengatakan aksi teror yang terjadi di lingkungan sekolah terutama
di luar negeri dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir telah
menimbulkan banyak korban jiwa.
Ia mencontohkan kelompok bersenjata separatis yang mengatasnamakan
agama Islam menyandera ratusan murid di sekolah yang berada di Beslan,
Rusia pada 2004 dan serangan aksi teror di lingkungan sekolah di wilayah
Qaboun, timur Damaskus pada November 2014.
"Aksi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian aksi teror ke sekolah,
pelajar, mahasiswa, dan guru Suriah. Tindakan tersebut tentu saja
sebagai upaya untuk menarik perhatian publik sehingga diberitakan media
dan menimbulkan rasa cemas dan ketakutan luas di kalangan masyarakat,"
ujarnya .
Pria yang pernah menjadi Direktur Perlindungan BNPT ini mengatakan
bahwa dibuatnya SOP sistem pengamanan lingkungan khususnya pada sekolah
internasional baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan
kebutuhan yang mendesak.
"Sekolah internasional merupakan fasilitas publik yang sering
digunakan untuk beraktivitas oleh banyak pihak, baik instansi maupun
masyarakat terkait baik dari dalam maupun luar negeri," katanya.
Mengingat peranan sekolah internasional tersebut cukup penting dan
strategis maka sekolah internasional membutuhkan suatu sistem pengamanan
yang lebih kuat dan didasarkan atas standar sistem pengamanan yang
ketat sehingga mampu memperkecil risiko dan dampak keamanan yang
ditimbulkan akibat adanya ancaman terorisme.
"Untuk itulah, kami berharap kegiatan sosialisasi SOP penanganan
aksi terorisme di satuan pendidikan kerja sama atau sekolah
internasional ini bisa memberikan dampak positif terhadap pencegahan
aksi terorisme," kata mantan komandan Satuan 81/Penanggulangan Teror
Kopassus TNI AD ini.
Acara yang digelar Subdit Pengamanan Lingkungan Direktorat
Perlindungan BNPT itu menghadirkan nara sumber antara lain Dr M Kemal
Dermawan dari Departemen Kriminologi Universitas Indonesia dan Prof
Bambang Widodo Umar, staf pengajar di Program Pascasarjana Kajian ilmu
Kepolisian Universitas Indonesia.
Kegiatan yang akan berlangsung hingga Jumat (16/12) itu diikuti
perwakilan dari sekolah-sekolah internasional yang ada di seluruh
Indonesia, perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta
unsur TNI-Polri.(WDY)
BNPT Sosialisasikan Penanganan Terorisme di Lingkungan Sekolah
Kamis, 15 Desember 2016 8:38 WIB