Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan untuk Komang Sekar Surya Dewi (10), yang menjadi pengangkut sampah untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
"Gubernur menitipkan bantuan berupa beras dan uang tunai. Sedangkan bantuan lebih lanjut, masih akan dikoordinasikan dengan instansi terkait," kata Kepala Bagian Publikasi Biro Humas Setda Provinsi Bali Made Ady Mastika di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut, di Singaraja, Buleleng, Rabu.
Komang Sekar Surya Dewi atau yang sering dipanggil Komang Sekar, tinggal di Jalan Pulau Komodo Singaraja wilayah Lingkungan Banyuning Tengah, Kabupaten Buleleng.
Bocah kelas IV SD ini menceritakan jika ia menekuni profesi yang cocok dikerjakan orang dewasa tersebut sejak sang ayah tewas di sumur beberapa waktu yang lalu.
Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan I Komang Widiadnyana dan Ni Wayan Sari tergerak membantu ibunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah dengan cara mendorong gerobak sampah tiap sore.
Di rumah semi permanen tersebut Sekar tinggal bersama ibunya Wayan Sari, kakak sulungnya I Gede Darmanayasa (18) dan adik bungsunya Ni Ketut Putri Candra (5) yang masih duduk di bangku sekolah TK. Sedangkan kakaknya nomor dua, I Kadek Ramawan (15) yang masih kelas III SMP diajak dan disekolahkan pamannya di Jawa Timur.
Menurut Kepala Lingkungan Banyuning Tengah Ketut Agus Mastika seluruh anggota keluarga tersebut memang bekerja keras membantu ibunya mencari nafkah.
Ibunya bekerja sebagai buruh tani, kakak tertuanya selepas sekolah bekerja sebagai buruh bangunan, dan Komang Sekar sendiri dibantu adiknya bekerja sebagai pengangkut sampah.
Saat ini, bocah Komang Sekar memiliki langganan sekitar 25 KK. Mereka memberinya jasa pengangkutan sampah masing-masing sebesar Rp20.000 per bulan sehingga penghasilannya mencapai Rp500.000 perbulan.
Uang hasil angkut sampahnya digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Namun, terkadang ada juga warga yang bersimpati dengan memberinya pakaian, sepatu, dan buku.
Perhatian Gubernur Bali juga diberikan kepada Wayan Suarta (50) yang mempunyai putra lumpuh dari lahir bernama Komang Agus Artawan (13).
Anak ketiganya dengan istrinya Luh Maseni (60) memang terlahir prematur. Bahkan menurut pengakuan Luh Maseni sejak umur kandungan empat bulan sudah menunjukkan gejala kelainan, yaitu mengalami pendarahan terus. Hingga sekarang Komang Agus tidak bisa bangun bahkan tidak bisa merespon ketika diajak bicara.
Menurut Kepala Lingkungn Banyuning Barat Ketut Sumadi, orang tuanya mengalami kesusahan menanggung biaya pengobatan anaknya karena bapaknya hanya seorang buruh tani serabutan sementara ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Kepada keluarga ini juga diserahkan bantuan sejumlah uang. (WDY)