Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution untuk mengenjot
inklusi keuangan (financial inclusion) agar sesuai target yang ditetapkan.
"Inklusi keuangan, financial inclusion. Saya meminta agar ini
betul-betul ini digenjot agar tabungan kita bisa meningkat tajam
dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi," kata Presiden Jokowi saat memimpin
rapat paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.
Dalam hal ini, Presiden juga memerintahkan Menko Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani juga mendorong inklusi keuangan.
"Dan, juga Menko PMK yang menyangkut, misalnya pelajar, nelayan,
petani semuanya dorong agar mereka bisa masuk ke sistem keuangan kita,"
kata Presiden.
Menurut Presiden, jika semua bisa masuk ke sistem perbankan, maka
tabungan nasional akan bergerak naik sesuai target yang diinginkan.
Saat memimpin rapat terbatas pada 26 April 2016, Presiden menyebut
tingkat kepemilikan rekening bank masyarakat Indonesia masih rendah
dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Presiden mengungkapkan bahwa hanya 21,84 persen penduduk Indonesia
yang memiliki literasi keuangannya katagori baik, di mana data tersebut
menunjukkan masih rendahnya tingkat kepemilikan rekening di bank serta
kepemilikan tabungan di lembaga keuangan formal.
Oleh karena itu, Presiden meminta ada terobosan perluasan jangkauan
perbankan dengan memperhatikan karakteristifk sebagai sebagai negara
kepulauan.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menginformasikan kebijakan keuangan inklusif adalah suatu bentuk pendalaman layanan keuangan (financial service deepening)
yang ditujukan kepada masyarakat untuk
memanfaatkan produk dan jasa keuangan formal, seperti sarana menyimpan
uang yang aman, transfer, menabung maupun pinjaman
dan asuransi. (WDY)
Presiden Perintahkan Menko Perekonomian Genjot Inklusi Keuangan
Rabu, 7 Desember 2016 21:06 WIB