Mangupura (Antara Bali) - Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Badung, Bali, membangun jembatan gantung dari besi baja selebar 2,5 meter pascalongsornya badan jalan di Angantiga, Desa Petang, yang mengakibatkan terputusnya jalan utama Denpasar menuju Desa Plaga.
"Upaya ini kita lakukan agar masyarakat dapat menggunakan sepeda motor untuk melakukan aktivitas sehari-hari pasca longsor pada Kamis (1/12) lalu," kata Kepala Bidang BMP Badung AA Gede Dalem di Mangupura, Minggu.
Langkah awal untuk melakukan upaya ini, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan pengeboran untuk membuat pondasi beton agar mampu menahan tebing yang longsor sehingga pondasi ini juga dapat digunakan untuk membuat jembatan gantung.
Setelah jembatan gantung itu rampung, juga dapat digunakan untuk memasang enam pipa pengalir air irigasi yang sempat terputus maupun untuk drainase yang sempat ambur di bagian hulu menuju "box culvert" yang ada di hilir.
"Jembatan gantung ini juga untuk penempatan pipa PDAM sementara agar air PDAM segera mengalir. Namun jembatan gantung ini tidak dapat dilalui kendaraan roda empat," katanya.
Selain itu, jembatan gantung tersebut juga dapat berfungsi untuk menunjang pekerjaan konstruksi. "Kami fokus pengerjaan jembatan ini kurang lebih satu hingga dua minggu ke depan," katanya.
Hal ini dilakukan terlebih dahulu, sambil menunggu hasil penelitian kekuatan tanah dan desain pembangunan penguatan tebing ini. "Dalam penanganan tebing jalan yang longsor ini akan dibuat seperti terasering yang estimasi pengerjaannya memerlukan waktu lima bulan," katanya lagi.
Ia menuturkan, sebelumnya terputusnya jalan di Banjar Angantiga, Desa Petang ini, pada 8 November dan 18 Noveber 2016 sudah terjadi longsor pada dinding tebing.
Kemudian, pada Rabu (30/11) malam pipa PDAM diruas tebing yang longsor itu terputus, sehingga air yang keluar mengikis jalan tersebut sehingga Kamis (1/12) jalan penghubung Denpasar menuju Desa Plaga itu terputus total. (WDY)
BMP Badung Bangun Jembatan Gantung Pascalongsor
Senin, 5 Desember 2016 8:11 WIB