Denpasar (Antara Bali) - Perbankan di Provinsi Bali mengantisipasi kasus "skimming" atau upaya mencuri data kartu debit nasabah pada mesin anjungan tunai mandiri (ATM) setelah kasus tersebut merebak di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pemimpin Wilayah BNI Bali, NTB dan NTT, Anak Agung Gede Dharmawan di Denpasar, Kamis, menjelaskan bahwa pihaknya mengantisipasi keamanan perbankan dengan mencermati modus yang terus berubah.
"Modusnya terus berubah bukan hanya dengan manual saat ini seperti dengan korek tetapi kini sudah menyadap modem," katanya.
Untuk mengantisipasi modus-modus yang digunakan para pelaku, pihaknya telah memberlakukan sistem "online" selama 24 jam dengan reaksi dalam waktu dua jam apabila menerima laporan.
Pihaknya juga telah memiliki sistem pusat komando atau "command center" termasuk adanya sistem yang langsung terkoneksi berupa "alert" atau peringatan yang langsung terhubung ke telepon selulernya.
Agung menjelaskan bahwa idealnya setiap mesin anjungan tunai mandiri memiliki kamera pengawas atau CCTV.
BNI, kata dia, memiliki 873 ATM di seluruh Bali yang dilengkapi alat untuk menutup "keyboard" saat nasabah menekan tombol PIN.
Pihaknya mengingatkan kepada nasabah untuk tidak memberikan nomor PIN ATM kepada orang lain dan mengganti PIN tersebut secara periodik.
Kasus "skimming" merebak selama satu bulan terakhir di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat dengan banyaknya ratusan nasabah Bank BRI melaporkan saldo dalam rekening mereka raib.
Kasus itu saat ini masih ditangani aparat kepolisian setempat. (WDY)