Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika memboyong seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemprov setempat untuk meninjau pengerjaan fisik Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara yang didesain berstandar internasional.
"Kalau sebelumnya saya hanya didampingi SKPD terkait seperti Dinas Kesehatan dan PU, kali ini saya sengaja mengajak Bapak Sekda dan seluruh pimpinan SKPD. Tujuannya agar kita semua ikut merasa memiliki," kata Pastika saat meninjau proses pengerjaan RSUD Bali Mandara, di Denpasar, Kamis.
Pastika dalam kesempatan itu ingin memberi pemahaman bahwa terwujudnya pembangunan RSUD Bali Mandara yang terbilang cukup megah merupakan hasil dari efisiensi anggaran yang selama ini dilakukan jajaran Pemprov Bali.
"Tak sia-sia kita melakukan efisiensi dan menggenjot pendapatan untuk dapat mewujudkan sebuah fasilitas kesehatan terbaik bagi masyarakat," ujarnya.
Pastika pun tak segan memberi penjelasan tambahan kepada pimpinan SKPD dalam peninjauan yang dilakukan ke seluruh bagian bangunan rumah sakit.
Pengerjaan fisik RSUD Bali Mandara dilakukan sebaik dan sedetail mungkin dengan mempertimbangkan kenyamanan pasien yang akan memanfaatkan fasilitas kesehatan ini. Misalnya pada pemilihan material lantai, sejumlah bagian vital di rumah sakit seperti ruang operasi, UGD, ICU dan ruang rawat inap memanfaatkan material vinyl.
"Karena ternyata dari hasil penelitian, sambungan pada keramik itu tempat bersarangnya virus dan bakteri, coba bayangkan kalau itu tersimpan bertahun-tahun," ucapnya.
Vinyl merupakan material lantai yang direkomendasi untuk fasilitas kesehatan karena tanpa sambungan dan meminimalisasi penumpukan bakteri dan virus.
Dalam peninjauan kali ini, Pastika mengajak rombongan SKPD melihat ruang rawat mulai kelas III hingga VVIP. Dia ingin memperlihatkan bahwa ruang rawat kelas III yang nantinya diperuntukkan bagi pasien kurang mampu atau JKBM dibuat tak kalah nyaman dengan kelas lainnya. Dengan enam tempat tidur dan dua toilet, ruang rawat kelas III juga dilengkapi AC.
Toilet di rumah sakit ini juga tak luput dari perhatian Gubernur Pastika. Dibuat dengan standar layanan internasional, kloset dilengkapi dengan pegangan besi. "Prinsipnya kita ingin memberi layanan terbaik dan memanusiakan mereka yang dirawat di sini, tak terkecuali mereka yang dirawat di kelas III," ujarnya.
Namun Pastika tak ingin jajarannya, khususnya SKPD terkait berpuas diri dengan megahnya gedung rumah sakit yang telah berhasil dibangun. Tantangan selanjutnya adalah penyiapan manajeman untuk mengawal operasional rumah sakit.
"Saya minta operasional dan manajemennya dikawal dengan sungguh-sungguh," katanya. Bahkan dia berharap kualitas layanan rumah sakit ini bisa setara atau bahkan lebih baik dari Royal Darwin Hospital (RDH). Hal itu mengingat hingga saat ini RDH masih menjadi benchmark pembangunan RSUD Bali Mandara.
"Kalau dari segi gedung, kita jauh lebih bagus, sekarang tinggal belajar lebih banyak tentang sistem pengelolaannya," ujar Pastika yang mengaku sangat terkesan dengan kualitas pelayanan terutama dalam penanganan kegawatdaruratan yang diterapkan di RDH.
RSUD Bali Mandara dibangun di atas lahan seluas 2,95 hektare dan memilki fasilitas lengkap dengan 176 kamar rawat inap yang terdiri dari 48 kamar kelas 3, 52 kamar kelas 2, 40 kamar kelas 1 serta 36 kamar untuk kelas VIP dan VVIP.
Rumah sakit yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2017 tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti medical spa dan perawatan kulit. Demi kenyamanan pengunjung, rumah sakit ini menyediakan areal parkir di luar gedung dan basement yang mampu menampung 400 mobil. Saat ini pengerjaan fisiknya sudah 93 persen. (WDY)
Pastika Boyong SKPD Tinjau RSUD Bali Mandara
Jumat, 9 September 2016 10:12 WIB