Denpasar (Antara Bali) - Kaukus Perempuan Politik Bali (KPPB) yang menghimpun kalangan aktivis dan politisi perempuan, Selasa, mendatangi Kantor DPD Partai Demokrat (PD) Bali, meminta penyusunan pengurus partai memberi peran yang lebih banyak bagi kaum perempuan.
Ketua KPPB Nyoman Masni di Denpasar mengatakan, pihaknya meminta kaum perempuan diberi porsi tidak hanya 30 persen saja, tetapi lebih dari itu, dengan mempertimbangkan juga segi kualitas kader tersebut.
Rombongan yang bergabung dalam KPPI yang diterima Ketua DPD Partai Demokrat Made Mudarta, antara lain Luh Riniti Rahayu (LSM Bali Sruti), Luh Anggreni (Forum Mitra Kasih), Nengah Budawati (LBH APIK) dan Putu Suwartini (Komisi Perlindungan Anak).
Masni mengatakan, organisasi yang dipimpinnya siap membantu (memback-up) untuk memberikan dorongan serta pelatihan untuk meningkatkan kapasitas politisi perempuan.
"Kami siap membantu untuk memberikan pelatihan, khususnya pelatihan dibidang politik," kata Masni yang juga mantan politisi tersebut.
Luh Riniti mengatakan, kedatangan mereka adalah untuk menekankan kalangan pengurus partai untuk merekrutmen perempuan, tidak hanya saat penjaringan calon legislatif (caleg) saja.
"Perlu diajak sejak awal, sehingga tidak kebingungan saat dijadikan caleg," kata wanita yang juga mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali.
Reniti mengatakan, aktivis perempuan sendiri berharap pada Pemilu 2014 terdapat kenaikan keterwakilan perempuan yang signifikan. Yaitu dari sekitar 7,5 persen di seluruh Bali menjadi sekitar 10 persen.
Jumlah itu masih sangat sedikit dibanding target 30 persen dari seluruh jumlah anggota legislatif.
"Tetapi itu target yang paling realistis," kata Reniti menegaskan.
Dengan jumlah yang sangat sedikit, menurut Riniti, suara perempuan masih belum terlalu didengar.
"Padahal kebijakan publik yang diambil adalah untuk kepentingan bersama antara laki-laki dan perempuan," ucapnya.
Menurutnya, Partai Demokrat harus menjadi contoh bagi partai yang lain dalam agenda itu.
Ketua DPD PD Bali Made Mudarta menyebut, tanpa tekanan dari pihak manapun, pihaknya mentargetkan minimal 30 persen jajaran pengurus periode 2011-2016 adalah dari kalangan perempuan.
"Kalau totalnya berjumlah 111, maka sedikitnya 33 adalah perempuan. Hal itu menjadi komitmen PD karena tanpa kehadiran perempuan, dunia politik akan menjadi terlalu keras dengan kebijakan yang kurang seimbang bagi masyarakat," kata lelaki asal Kabupaten Jembrana ini.
Pada kesempatan itu, Mudarta malah langsung menawari para aktivis untuk bisa bergabung dengan PD atau memberikan usulan nama.
"Demokrat ini adalah partainya perempuan dan kami akan memperkuat peran mereka. Kami akan berusaha menempatkan kader perempuan sesuai dengan kapasitasnya," ucapnya.
Pembentukan atau penyusunan pengurus PD yang dipimpin Mudarta akan berakhir pada awal Februari 2011. Mudarta terpilih menjadi ketua untuk menggantikan I Gusti Bagus Alit Putra dalam Musyawarah Daerah II PD Bali yang digelar di Sanur, Bali (14/1). (*)