Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali Brigjen Pol Putu Gede Suastawa mengatakan Pulau Dewata menjadi salah satu daerah di Tanah Air yang diprioritaskan pemerintah pusat dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika.
"Bali menjadi prioritas karena angka prevalensi penyalah guna narkotikanya sudah di atas dua persen," kata Suastawa dalam diskusi terkait pendeklarasian kembali Barisan Anti Narkotika Nasional Indonesia (BANNI) Provinsi Bali, di Denpasar, Jumat.
Ia mengemukakan Bali saat ini menduduki peringkat 11 di Indonesia dengan jumlah penyalahguna narkotikanya tertinggi. Saat ini ada 61.353 orang penyalahguna narkotika di Bali atau prevalensinya 2,01 persen.
Menurut Suastawa, dengan Bali menjadi salah satu prioritas, maka pemerintah pusat memberikan anggaran yang lebih besar, termasuk sarana prasarana, fasilitas, dan personel yang lebih banyak juga.
Pihaknya mencatat dari Januari hingga minggu kedua Juli 2016, jumlah penyalahguna narkoba yang berhasil diungkap sebanyak 532 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 123 orang yang dengan kesadaran ingin menjalani rehabilitasi, sedangkan 409 orang dari hasil penangkapan.
Suastawa berpandangan masih kecil kesadaran masyarakat untuk melaporkan diri untuk direhabilitasi karena merasa tingkat kecanduannya tidak terlalu berat, padahal sebenarnya sudah berat.
"Seringkali pemakai tetap merasa diri sehat dan seperti bisa menanggulangi diri sendiri, padahal sesungguhnya tidak bisa," ucapnya.
Terkait dengan rencana peluncuran kembali BANNI Provinsi Bali serangkaian Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2016, pihaknya mengapresiasi positif.
Menurut dia, dengan keterlibatan berbagai pihak yang tergabung dalam BANNI, akhir bisa membantu BNNP dalam mencegah penyalahgunaan narkotika lebih meluas, termasuk menyosialisasikan agar masyarakat yang sudah menjadi pemakai agar mau melaporkan diri dan selanjutnya menjalani rehabilitasi.
Sementara itu Ketua BANNI Provinsi Bali I Nyoman Baskara mengatakan pihaknya ingin mengambil bagian dalam upaya memerangi penyalahgunaan narkoba, bersinergi dengan komponen terkait.
"Narkotika dapat menyebabkan `loss generation`. Untuk meminimalisasi penyalahgunaannya, garda terdepan terletak pada keluarga dan guru. Oleh karena itu, kami sengaja mengambil momentum Hari Anak Nasional," ucapnya.
Baskara menambahkan, BANNI akan bergerak setidaknya pada tiga sektor yang upaya pencegahan melalui sosialisasi, advokasi atau pendampingan, dan ruang rehabilitasi. (WDY)