Kuta (Antara Bali) - Komandan Pangkalan Udara Ngurah Rai, Bali, mengusulkan penambahan alat pendeteksi bahan logam dan peledak cair di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai sebagai salah satu evaluasi keamanan.
"Peralatannya akan kami usulkan untuk ditambah, peralatan deteksi logam dan peledak cair," kata Komandan Pangkalan Udara Ngurah Rai, Kolonel Penerbang Danet Hendriyanto ditemui di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Minggu.
Menurut Komandan Regu Pengamanan Objek Khusus Kawasan Bandara itu antisipasi keamanan perlu ditingkatkan menyusul serangan teroris di Bandara Brussel Belgia, serangan teroris di Paris serta teror bom di Mapolresta Surakarta.
Untuk pengamanan, pihaknya meningkatkan kegiatan patroli keliling bandara selama dua jam sekali bekerja sama dengan petugas kepolisian dan aparat keamanan bandara.
"Untuk mengantisipasi terjadinya ancaman, seluruh satuan pengamanan bekerja sama untuk melakukan patroli secara intens dengan komposisi kekuatan bersenjata di seluruh area bandara baik sisi udara, area terminal bahkan hingga area perairan yang pengawasannya dibantu oleh TNI AL," ucap Danet.
TNI AU, lanjut dia, melakukan pengamanan seluruh ring yakni di ring satu yakni di kawasan udara serta di ring dua di terminal domestik dan internasional.
Sedangkan di ring tiga pihaknya bekerja sama dengan aparat kepolisian.
Pihaknya juga bersinergi dengan TNI AL dan Basarnas untuk pengamanan di sisi barat bandara yang dekat dengan perairan.
Selama operasi Lebaran, Bandara Ngurah Rai diamankan oleh 1.488 personel gabungan dari sejumlah instansi yang bergabung dalam posko monitoring terpadu.
Personel gabungan itu dari TNI AL, AU, dan AD, Satpol PP serta jajaran Polda Bali, Basarnas, petugas keamanan bandara setempat dan Otoritas Bandara serta instansi lainnya termasuk dengan melibatkan Gegana dan "X-Ray" yang memindai setiap kendaraan yang masuk ke bandara.
Setelah 24 hari melayani para pemudik, Posko Monitoring Angkutan Lebaran 1437 H yang dilaksanakan mulai tanggal 24 Juni hingga 17 Juli 2016 kemudian resmi ditutup yang dilaksanakan oleh Komandan Pangkalan Udara Ngurah Rai, Kolonel Penerbang Danet Hendriyanto.
Meski posko telah berakhir, namun pelayanan kepada pengguna jasa kebandarudaraan akan terus ditingkatkan. (WDY)