Denpasar (Antara Bali) - Pertemuan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali atau "High Level Meeting" rencananya membahas fluktuasi harga dan stok pangan termasuk jalur distribusi barang menjelang Bulan Puasa.
"Distribusi juga harus kita pikirkan nanti dalam `high level meeting` akan kami bahas," kata Wakil Ketua TPID Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Senin.
Selama ini Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana menjadi salah satu jalur distribusi yang paling dominan untuk mendistribusikan kebutuhan pokok yang masih banyak diimpor dari Pulau Jawa.
Untuk itu, pemerintah tengah menyiapkan antisipasi mengingat jalur Gilimanuk-Denpasar juga menjadi jalur mudik sehingga kedapadatan lalu lintas dipastikan terjadi.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas terkait optimalisasi pemantauan harga sejumlah kebutuhan pokok melalui Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Strategis atau SiGapura.
"Kalau harga naik, langsung kami `guyur` ke pasaran. Bulog sudah siap," ucap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu.
Hingga saat ini TPID Bali, Perusahaan Perdagangan Indonesia, Bulog dan instansi terkait lainnya telah mengintensifkan kegiatan pasar murah di sejumlah titik dan pasar tradisional.
Beberapa waktu lalu fokus dalam pasar murah adalah komoditas gula pasir putih mengingat harga kebutuhan tersebut melonjak di pasaran dengan harga Rp16 ribu per kilogram sejak awal Mei 2016. Dalam pasar murah, gula pasir putih dijual Rp12.500.
Tidak hanya itu harga elpiji ukuran tiga kilogram juga akan dibahas mengingat, lanjut Dewi, harga elpiji tiga kilogram untuk distribusi ke Nusa Penida mencapai sekitar Rp30 ribu.
Padahal harga di tingkat pangkalan mencapai Rp14.500 per tabunga gas ukuran mini itu.
"Kami akan tetapkan harga eceran tertinggi untuk pangkalan dan pengecer," imbuhnya.
Rencananya instansi terkait lainnya dalam TPID Bali akan bertemu di Gedung Bank Indonesia di Denpasar pada Selasa (24/5). (WDY)