Jayapura (Antara Bali) - Sekelompok pemuda Papua di Kota Jayapura
mengecam pernyataan Farhat Abbas yang dinilainya sangat provokatif dan
tidak menunjukkan sikap sebagai seorang advokat profesional.
Kecaman
mereka diutarakan dengan membakar spanduk bergambar Farhat Abbas, dalam
aksi di depan pusat perbelanjaan di Distrik Abepura, Kota Jayapura,
Jumat sore.
Mereka antara lain berasal dari Koalisi Anak Adat Papua, Black
Danger Community dan KNPI Kota Jayapura serta mahasiswa dari berbagai
kampus di ibukota Provinsi Papua itu.
"Pernyataan Farhat Abbas lebih kepada pelecehan dan penghinaan
kepada kami orang Papua. Pemerintah harus bersikap tegas kepada
pernyataan rasis itu, Pak Presiden Jokowi segera ambil sikap soal ini,"
kata Paulinus Ohee dari Koalisi Anak Adat Papua.
Sementara itu, Marcel Morin dari Black Danger Community mengatakan
akan segera melaporkan Farhat Abbas ke pihak berwajib agar pengacara
mantan suami Nia Daniati itu mempertanggungjawabkan pernyataan
kontroversialnya yang beredar luas via media sosial.
"Kami sangat menyayangkan pernyataan Farhat Abbas itu, yang mana
telah mengganggu keharmonisan dan stabilitas keamanan di Papua, padahal
kehidupan kami bermasyarakat di sini sangat tentram. Apalagi, pemerintah
sedang gencar membangun untuk peningkatan kesejahteraan," katanya.
Untuk itu, pada Sabtu (21/5) pagi, kata Marcel, pihaknya akan melaporkan pernyataan Farhat Abbas ke Polda Papua.
"Sementara rekan-rekan kami di Jakarta akan melaporkan kasus ini ke
Mabes Polri. Besar harapannya agar persoalan ini bisa
dipertanggungjawabkan oleh Farhat Abbas," kata Marcel Morin.
Sedangkan, Plt KNPI Kota Jayapura Benyamin Gurik yang ikut dalam
aksi tersebut mengatakan pernyataan seorang Farhat Abbas di akun
Facebook-nya telah menodai kerukunan hidup di Papua.
"Sangat mengutuk peryataan Farhat Abbas yang juga seorang publik
figur. Dia telah merendahkan ras melanesia di Papua, kami menuding dia
adalah orang gila yang masih dipelihara oleh negara ini. Kami minta
aparat hukum segera memproses dia dengan hukuman yang setimpal,"
katanya.
Benyamin meminta agar pemerintah segera turun tangan soal pernyataan
Farhat Abbas termasuk para politisi dari Papua, karena apa yang
disampikan lewat media sosial telah mencederasi tatanan hidup yang coba
dibangun oleh Negara Indonesia.
"Dia sudah merendahkan martabat orang Papua, bahkan pernyataan ini
akan membuat persoalan antar suku di Papua. Kalau negara dan pemerintah
tidak mau ada konflik, maka Farhat Abbas segera ditangkap dan diproses
hukum sesuai aturan, karena telah melukai tiga juta orang Papua yang
sedang hidup aman dan damai," katanya dengan nada tegas.
Pada momentum itu, Benyamin juga membacakan pernyataan Farhat Abbas
yang beredar luas di media sosial dan dikutip oleh sejumlah blogger.
Dalam akun Facebook atas nama Farhat Abbas, diposting pada Selasa (17/5) pesan berisi sebagai berikut:
"sewaktu
Indonesia merdeka memang Papua tidak ikut, belakangan baru direbut
Indonesia dari Belanda. Jadi, wajar kalau Papua ingin berpisah dari
Indonesia, tapi jangan sampai itu terjadi, Indonesia akan rugi besar
karna Papua tanahnya luas penduduknya sedikit. Sebaiknya pemerintah
memindahkan separuh pulau Jawa yang padat itu ke Papua, buat orang asli
Papua tidak berdaya, ajak dia kawin campur supaya ciri khas Papuanya
pelan-pelan hilang". (WDY)
Sekelompok Pemuda Papua Kecam Pernyataan Farhat Abbas
Jumat, 20 Mei 2016 21:22 WIB