Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman pangan di Bali dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) pada bulan Maret 2016 kembali mengalami penurunan sebesar 1,59 persen dari 99,62 persen pada bulan Februari 2016 menjadi 98,04 persen.
"Tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija (NTP-P) masih berada di bawah nilai 100 yang berarti nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, indeks harga yang diterima petani (lt) pada subsektor tanaman pangan turun 1,21 persen. Kemerosotan nilai tersebut terjadi pada kelompok padi sebesar 2,64 persen.
Kendatipun terjadi kenaikan pada kelompok palawija sebesar 2,87 persen, namun pada sisi lain indeks harga yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen.
Adi Nugroho menambahkan, kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga (IHKP) sebesar 0,39 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,36 persen.
Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Bali pada bulan Maret 2016 mengalami penurunan sebesar 7,71 persen, dibandingkan bulan sebelumnya, Februari 2016. Sementara itu harga gabah di tingkat penggilingan menurun 7,64 persen.
Meskipun harga gabah di Bali mengalami penurunan, namun kondisi itu jauh di atas harga patokan pemerintah (HPP). Hasil pencatatan harga gabah yang dilakukan ditujuh kabupaten yang meliputi Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng menunjukkan harga gabah di tingkat petani turun dari Rp4.768,84 per kilogram pada bulan Februari menjadi Rp4.401,26 per kg.
Sementara rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan juga merosot dari Rp4.837,17/kg pada bulan Februari 2016 kini menjadi Rp4.467,46 per kilogram.
Adi Nugroho menjelaskan, subsektor tanaman pangan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali yang terdiri atas empat subsektor mengalami penurunan dan satu-satunya sektor peternakan yang mengalami peningkatan.
Empat subsektor yang mengalami penurunan selain subsektor tanaman pangan, juga hortikultura 0,73 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,27 persen dan subsektor perikanan 1,49 persen.
Satu-satunya subsektor peternakan yang terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak lainnya mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)
Pangan Bentuk NTP Bali Merosot 1,59 Persen
Selasa, 5 April 2016 11:15 WIB