Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali berupaya menggali potensi pendapatan daerah di luar pajak seiring dengan capaian pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) yang dinilai masih rendah.
"Hingga Februari, realisasi BBNKB 1 untuk kendaraan baru kita masih rendah, yakni di bawah 8,5 persen. Padahal pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya biasanya sudah mencapai 16 persen," kata Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali I Made Santha di Denpasar, Jumat.
Pihaknya melihat penyebab rendahnya capaian pajak BBNKB tidak terlepas dari pengaruh ekonomi global dan nasional yang akhirnya berimbas pada daya beli masyarakat, termasuk untuk membeli kendaraan baru.
"Padahal selama ini, kontribusi terbesar pendapatan asli daerah kita itu dari pajak kendaraan bermotor," ucapnya.
Oleh karena itu, untuk mencapai target PAD Bali tahun ini yang lebih dari Rp3 triliun, Santha mendorong jajarannya untuk menggali sektor-sektor pendapatan di luar pajak seperti dari sisi retribusi.
"Yang memungkinkan untuk dinaikkan adalah retribusi karcis masuk objek-objek wisata milik Pemprov Bali, khususnya untuk menyasar wisatawan asing," katanya.
Selain itu, lanjut Santha, dimungkinkan untuk menaikkan pendapatan dari sektor air permukaan yang selama ini masih banyak wajib pajak belum terdata.
Namun, dia tidak memungkiri untuk retribusi yang lainnya seperti retribusi dari sektor perikanan dapat membebani masyarakat sehingga harus melalui kajian yang matang. "Misalnya kalau kita menaikkkan retribusi bibit ikan, para petani tentu akan berteriak," katanya.
Di sisi lain, pihaknya mengapresiasi kebijakan Bank Indonesia yang sudah menurunkan suku bunga dengan harapan dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan daya beli.
"Ketika suku bunga rendah, maka investasi bergerak dan lapangan kerja menjadi bergairah. Harapannya daya beli masyarakat pun bergerak naik," kata Santha. (WDY)
Bali Gali Potensi Pendapatan di Luar Pajak
Jumat, 26 Februari 2016 16:50 WIB