Negara (Antara Bali) - Pasokan listrik ke Pulau Bali surplus atau lebih, yang berasal dari pembangkit listrik di pulau tersebut maupun dari Pulau Jawa.
"Ada sisa pasokan listrik antara 400 sampai 500 megawatt. Sisa ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan dunia usaha," kata Manajer PLN Area Bali Utara Ansad Pram Andreas Simamora, di Negara, Kabupaten Jembrana, Rabu.
Ia mengatakan, pasokan listrik ke Bali rata-rata 1200 megawatt, sementara beban tertinggi yang pernah tercatat di tahun 2016 sebesar 822,7 megawatt yang terjadi pada bulan Januari.
Menurutnya, dari kapasitas 1200 megawatt tersebut, sebesar 340 megawatt dipasok dari Jawa lewat kabel bawah laut yang melintasi Selat Bali.
Meskipun pasokan listrik cukup besar, ia mengungkapkan, pemakaian atau pelanggan baru litrik di Bali pertumbuhannya cukup besar, sehingga harus diantisipasi beban di masa depan.
"Untuk antisipasi kekurangan pasokan listrik di masa depan, PLN sudah menyusun master plan, dengan tujuan utama membuat Bali mandiri dari sisi pasokan listrik," ujarnya.
Langkah menuju Bali mandiri listrik tersebut antara lain, katanya, dengan membangun Bali Crossing yang saat ini masih dalam tahap perencanaan, termasuk mengaktifkan pembangkit listrik di Bedugul, Kabupaten Tabanan.
"Tapi semua itu perlu proses, khususnya yang di Bedugul karena menyangkut masyarakat banyak. Kami harus melakukan sosialisasi dan pendekatan dulu kepada masyarakat disana, agar semuanya menerima keberadaan pembangkit listrik," katanya.
Menurutnya, untuk mewujudkan kemandirian listrik di Bali bukan jalan yang mudah, karena untuk membangun pembangkit dengan kapasitas 10 ribu megawatt saja, perlu proses yang panjang.
Ia mengatakan, saat ini selain dari Jawa, daya listrik di Bali dipasok pembangkit listrik di Gilimanuk, Pemaron, Pesanggaran dan Celukan Bawang.(GBI)
Pasokan Listrik Bali Surplus
Rabu, 24 Februari 2016 13:17 WIB