Batam (Antara Bali) - Bali dan Batam menghadapi masalah yang hampir mirip menyangkut melimpahnya penduduk pendatang, karena kedua daerah bagai madu yang mempunyai peluang kerja dan berusaha cukup menjanjikan.
"Daerah kita maupun Batam ibarat 'gula atau madu', sehingga menjadi rebutan bagi orang-orang untuk mengadu nasib," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali I Putu Suardhika, SH, MM saat mengadakan pertemuan dengan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkot Batam Drs Sadri Khairuddin, MM di Batam, Kamis.
Ketika memimpin 16 wartawan peserta media Informasi Pembangunan (Press Tour), Suardhika mengatakan, Bali selama ini kewalahan dalam mengantisipasi pertumbuhan penduduk pendatang dari berbagai daerah, terutama yang tidak memiliki keterampilan.
"Pertambahan penduduk pendatang itu setiap tahunnya lebih dari 25.000 orang. Angka tersebut melebihi pertumbuhan penduduk secara alamiah," ujarnya.
Oleh sebab itu Bali ingin meniru Pemerintah Kota Batam yang telah menerapkan sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) secara "online".
Sistem tersebut menurut Putu Suardhika diharapkan dapat mempermudah pemerintah dalam mendata penduduk, khususnya yang terkait dengan masalah catatan sipil.
Selain itu, lewat sistem komputerisasi tersebut diharapkan akan mampu meminimalisir terjadinya registrasi identitas kependudukan secara ganda.
Kelebihan sistem yang telah diterapkan Pemkot Batam dalam mempermudah pelayanan kepada masyarakat itu, sekaligus lebih efisien dan efektif serta memangkas birokrasi yang sering kali menjadi momok bagi masyarakat.
Selain itu satu terobosan baru yang dilakukan Pemkot Batam, dengan merangkaikan SIAK dalam salah satu proses pembuatan kependudukan, yakni sistem keterangan catatan kepolisian (SKCK).
Dengan sistem itu pembuatan SKCK yang sebelumnya membutuhkan surat pengantar dari kecamatan, tidak diperlukan lagi berkat koneksi data melalui SIAK yang online dengan pihak kepolisian setempat.
Dengan adanya kemudahan seperti yang diterapkan Pemkot Batam, diharapkan tujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sekaligus memberikan pelayanan publik yang semakin baik akan dapat diwujudkan, harap Putu Suardhika.
Bali memiliki luas wilayah 5.632,8 kilometer persegi, daya dukung idealnya hanya 1,5 juta jiwa, namun kenyataannya kini berpenduduk 4,1 juta jiwa.(*)