Denpasar (Antara Bali) - Duta Besar Swedia untuk Indonesia Ewa Polano mengatakan, investor dari negaranya sangat tertarik menanamkan modal di Bali.
Ewa Polano bersama konsorsium investor yang bergerak dalam bidang pengelolaan Bandara Orlanda menyampaikan hal itu saat bertatap muka dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, mereka datang ke Bali karena tertarik pada program yang telah dicanangkan Mangku Pastika, yaitu provinsi hijau yang diimplementasikan ke dalam program Bali bersih dan hijau.
Menurutnya, program Gubernur Bali itu dinilai sangat cocok dengan filosofi "Tri Hita Karana" (keharmonisan kehidupan) yang dianut masyarakat Bali serta teknologi ramah lingkungan yang mereka kembangkan di negaranya.
Bentuk investasi teknologi ramah lingkungan yang mereka tawarkan adalah penurunan penggunaan bahan bakar penyumbang emisi, seperti solar dan bensin serta penggunaan teknologi yang mampu menekan hingga 70 persen dampak pemanasan yang ditimbulkan mesin pendingin ruangan (AC) di bandar udara.
Dikatakan, pihaknya telah berhasil mengembangkan teknologi penghematan penggunaan energi listrik. Selain itu mereka juga menawarkan teknologi transportasi ramah lingkungan produk Volvo yang mampu menekan emisi hingga level terendah.
Ewa Polano mengemukakan, konsorsium ini juga menawarkan kesiapan menanamkan modal dalam rancang bangun proyek prasarana perdagangan internasional berbasis bandara dan bandar laut yang ramah lingkungan. Bahkan konsorsium itu telah meraih penghargaan sebagai bandara ramah lingkungan tingkat dunia 2009 dari PBB.
"Sebagai daerah tujuan wisata internasional, kami rasa Bali sangat memerlukan teknologi ramah lingkungan tersebut," katanya.
Ia berkeyakinan, Bali yang selama ini telah dikenal sebagai Pulau Surga akan semakin dikenal masyarakat dunia sebagai pulau ramah lingkungan. Turis akan makin banyak datang dan Bali akan menjadi tujuan wisata dunia yang benar-benar fantastik di mata wisatawan.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kunjungan Dubes Swedia beserta rombongan.
Menurut Gubernur, "Bali Green Province" adalah sebuah mimpi yang ingin diwujudkan. Pemprov Bali sudah menyusun program untuk itu dengan nama Bali bersih dan hijau.
Ia menjelaskan, pemerintah dan masyarakat Bali juga sudah memulai melaksanakan program itu dalam berbagai bentuk, di antaranya sistem pertanian terintegrasi dan pengurangan subsidi pupuk kimia dengan harapan tiga hingga empat tahun ke depan Bali sudah berubah. Makanan, sayuran, buah-buahan, daging dan umbian-umbian semuanya organik.
Oleh karena itu, Gubernur Mangku Pastika menyambut baik tawaran Swedia, khususnya beberapa pemikiran seperti pemanfaatan teknologi hemat listrik, pemanfaatan sarana transportasi ramah lingkungan dan pembangunan sarana proyek perdagangan ramah lingkungan.
Untuk mewujudkan hal itu, kata dia, Pemprov Bali masih perlu membahasnya dengan Menteri Ekonomi dan Menteri BUMN, disamping sudah dilakukan komunikasi dengan Kementrian Perhubungan dan PT Angkasa Pura.
Tatap muka Gubernur Bali Made Mangku Pastika dengan Dubes Swiss Ewa Polano diakhiri dengan tukar menukar cinderamata.(*)
