Denpasar (Antara Bali) - Enam dari sepuluh produk utama ekspor Bali masih terjual untuk memenuhi keperluan masyarakat Amerika Serikat (AS) dan kondisi ini pula menjadikan negeri Paman Sam merupakan pembeli terbesar selama ini.
"Sebagian besar komoditas utama yang diekspor seperti pakaian jadi bukan rajutan, kayu, barang dari kayu, perabot, penerangan rumah dan sebagainya ditujukan ke AS," kata Eksportir aneka kerajinan Bali Ni Nyoman Sumerti di Denpasar Jumat.
Ia mengatakan, banyak kalangan pengusaha semula mengkhawatirkan kondisi ekonomi yang melanda masyarakat AS pertumbuhannya belum kondusif, namun secara kenyataan realaisasi perdagangan aneka kerajinan dan nonmigas Bali masih menggairahkan.
Hal itu terlihat dari surat keterangan asal (SKA) barang kerajinan yang ditandatangani untuk ekspor ke Amerika Serikat masih tercatat yang terbanyak, dan perdagangan ke negeri itu, merupakan yang tertinggi selama ini.
Wanita pengusaha Bali ini menilai, walau perekonomian negeri Adidaya itu diperkirakan tumbuh kurang memadai akibat pemulihan ekonominya sedikit agak lamban, tetapi konsumen AS masih merupakan pembeli terbesar matadagangan dari Bali.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Bali membenarkan bahwa pengusaha asal AS masih merupakan pembeli hasil kerajinan dan usaha industri kecil daerah ini yang terbanyak walau ada pengurangan hanya berkisar dua persen.
Pengusaha Amerika Serikat itu membeli aneka kerajinan dan mata dagangan nonmigas lainnya dari Bali seharga 102,8 juta dolar AS selama periode Januari-November 2015, berkurang 2,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang hanya 105,8 juta dolar.
Pembeli Singapura menempati urutan kedua bernilai 37,5 juta dolar selama sebelas bulan I-2015, berkurang 14,25 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014 yang hanya 43,7 juta dolar AS, kemudian Australia 37,2 juta dolar berkuranag sebelas persen dari periode sebelumnya 41,9 juta dolar AS.
Ada tiga dominan pembeli komoditas aneka kerajinan buatan masyarakat Bali disamping barang nonmigas Bali lainnya, maka realisasi perolehan devisa selama sebelas bulan I-2015 tercatat 456,8 juta dolar AS berkurang 7,78 persen dari sebelumnya 495,4 juta dolar. (WDY)