Denpasar (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Kadek Agus Wirawan mengatakan ekspor kelompok plastik dan barang dari plastik asal Bali ke Taiwan mengalami peningkatan signifikan pada Agustus 2024.
“Dari lima besar negara tujuan ekspor Bali, ada kenaikan signifikan barang yang diekspor ke Taiwan, meningkat sebesar 605,49 persen dibanding Juli,” kata Kadek Agus, di Denpasar, Selasa.
“Kalau dilihat produk apa yang mengalami peningkatan, itu barang-barang yang masuk kelompok hs39 yaitu plastik dan barang dari plastik,” ujar Kadek Agus.
BPS Bali menyebut kelompok ini memiliki nilai ekspor mencapai 2.047.775 dolar Amerika Serikat (AS).
Lebih rinci, Kadek Agus menjabarkan sepanjang Agustus 2024 nilai ekspor barang dari Bali keseluruhannya mencapai 56,85 juta dolar AS, dengan negara tujuan terbesar Amerika Serikat dengan nilai 17,09 juta dolar AS, atau meningkat 7,18 persen.
Baca juga: KJRI Hong Kong bantu ekspedisi UMKM Bali perluas pasar
Pada posisi kedua ada Singapura, namun ekspor ke negara tersebut turun 6,21 persen, disusul Australia yang mengalami peningkatan 3,07 persen, Taiwan yang meningkat 605,49 persen, dan Jepang yang meningkat 104,00 persen.
Untuk komoditas yang diekspor masih didominasi kelompok ikan, krustasea, dan moluska dengan nilai 13,44 juta dolar AS; diikuti logam mulia; pakaian dan aksesorisnya; kayu dan barang dari kayu; dan kertas karton dan barang daripadanya.
BPS Bali belum menelusuri lebih lanjut produk apa yang terjual banyak dari kelompok plastik dan barang dari plastik ini, tetapi komoditas ini beberapa kali terakhir muncul dengan nilai ekspor yang meningkat.
“Sama seperti impor, kami kadang mencatat ketika pernah ada pembangunan mal ada impor kelompok wahana, nah kami tidak menemukan barang apa tapi akhirnya menemukan karena tahu ada pembangunan mal, sama seperti ini harus dilihat lagi,” ujarnya.
Baca juga: BNI cairkan Rp120 miliar kredit UMKM ekspor di Bali
Pada bulan Agustus 2024, selain ekspor meningkat, BPS Bali mengakui bahwa impor ke Bali turut naik menjadi 21,37 juta dolar AS.
Meski demikian, Bali tetap mengalami surplus 35,48 juta dolar AS sepanjang Agustus 2024.