Bandung (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa korupsi
terbukti membawa ketidakadilan, ketimpangan dan keterbelakangan.
"Korupsi
terbukti telah menjauhkan bangsa-bangsa di dunia dari kemakmuran
bersama. Itulah sebabnya, korupsi menjadi musuh bersama kita semua,
musuh bersama warga dunia, serta musuh semua bangsa-bangsa," kata
Presiden pada Puncak Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional yang
dibacakan oleh Menko Polhukam Luhut Pandjaitan di Bandung, Kamis.
Presiden
menyatakan upaya melawan korupsi bukan hanya karena korupsi merugikan
keuangan negara, tetapi karena korupsi merupakan kejahatan terhadap
kemanusiaan dan memiskinkan warga dunia.
Dikatakan, korupsi di manapun di dunia, termasuk di Indonesia,
berkembang dan berevolusi sampai pada tahap di mana korupsi itu
dilakukan secara sistematis.
"Karena sudah masuk sampai fase berjejaring, maka untuk melawan
korupsi bagi saya hanya perlu keberanaian untuk menjalankan dua langkah
yakni aksi pencegahan yang betul-betul nyata serta tindakan penegakan
hukum yang betul-betul tegas," katanya.
Presiden menyatakan tindakan pencegahan tidak kalah pentingnya dengan penegakan hukum. "Kita perlu membangun sistem dan tata kelola pemerintahan yang
bersih dan bebas korupsi, karena sistem yang baik itu akan efektif untuk
mencegah peluang terjadinya korupsi," jelasnya.
Untuk itu, pemerintah melakukan langkah percepatan reformasi di
bidang birokrasi termasuk reformasi pelayanan publik dan perijinan.
Mekanisme kerja birokrasi harus diarahkan ke E Government mulai
dari cash flow management system, pajak online, e-budgetting,
e-purchasing system, E-catalog pemanfaatan whistleblowing system serta
banyak lagi yang lain.
"Kata kuncinya adalah membangun
e-government untuk meningkatkan pelayanan publik dan memperkuat
transparansi dan akuntabilitas.," kata Presiden.
Untuk mencegah dan memerangi korupsi memerlukan langkah-langkah
yang komprehensif, lanjutnya. Kata kuncinya, partisipasi rakyat untuk
terlibat dalam melawan korupsi.
"Kata kuncinya adalah kerjasama bahu membahu antar lembaga-lembaga
penegak hukum. Kata kuncinya, sinergi antara eksekutif, legislatif dan
yudikatif," katanya.
Presiden juga menyebut kata kuncinya adalah keteladanan para
pemimpin pemegang kekuasaan dari pusat sampai daerah untuk berdiri di
depan membangun kepemimpinan yang bebas dari korupsi.
"Pada kesempatan ini, saya mengajak semua elemen bangsa agar
mengukuhkan semangat bersama kita, yaitu Indonesia yang bebas dari
korupsi. Semangat bersama itu tidak akan terwujud apabila kita tidak
bersatu melawan korupsi," katanya. (WDY)
Presiden Jokowi Tegaskan Korupsi Membawa Ketidakadilan
Kamis, 10 Desember 2015 14:26 WIB