Denpasar (Antara Bali) - Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Doktor Tatang A. Taufik meresmikan Pusat Inovasi di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara Denpasar.
"Pusat Inovasi di STMIK Denpasar ini diharapkan akan menjadi Pusat Inovasi Indonesia bagian timur, khususnya di bidang ekonomi kreatif dan inovasi," katanya di Denpasar, Senin.
Acara peresmian Pusat Inovasi STMIK tersebut dihadiri tokoh masyarakat Kota Denpasar yang juga mantan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Ketua Yayasan Primakara Made Artana, dan undangan lainnya.
Dengan adanya pusat inovatif, Tatang berharap STMIK Primakara Bali ke depan menjadi pelopor industri kreatif di Bali dan Indonesia.
"Kunci kemajuan Kota Denpasar (Bali), bahkan Indonesia adalah kreativitas dan inovasi. Apakah kita bisa kreatif dan inovatif atau tidak?" ujarnya.
Dengan adanya Pusat Inovasi di Kampus STMIK Primakara, Tatang menantang para mahasiswa agar bisa menjadi pengusaha yang sukses.
"Bagi para lulusan kampus ini (Primakara) saya tantang minimal 50 persen harus bisa jadi pengusaha. Lulusan kampus nantinya tidak hanya punya sertifikat sarjana, tetapi juga punya sertifikat kepemilikan perusahaan," katanya.
Tantangan ke depan dan terdekat yang dihadapi lulusan perguruan tinggi adalah era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Tantangan persaingan MEA ini sudah di depan mata. Semoga peresmian pusat inovasi Primakara bisa menjawab semua itu.
Pusat Inovasi yang diresmikan di kampus Primakara, menurut Tatang sangat penting untuk perbaikan bisnis yang ada agar bisa semakin berkembang, untuk mengembangkan bisnis inovatif yang baru, serta untuk mendapat investasi dari luar.
"Ini sangat penting ada di lingkungan kampus karena kampus merupakan pelopor berkembangnya industri kreatif," ucapnya.
Tokoh masyarakat Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menyatakan Pusat Inovasi di lingkungan kampus sangat tepat karena inovasi memang ada di tangan anak muda yang kreatif.
"Saat ini kita berada pada era kreatif, jadi kita harus sudah mulai. Pusat inovasi di Primakara penting, bagaimana agar inovasi nantinya bisa bermanfaat bagi kita semua," kata mantan Ketua DPD HIPMI Bali itu.
Rai Mantra mencontohkan layanan aplikasi Gojek "online" yang cukup berhasil saat ini. Inovasi tersebut bersumber dari inovasi lingkungan kampus.
"Bagaimana mengintegrasikan teknologi pada aspek bisnis yang ada, contohnya Gojek itu. Sebuah inovasi yang bermanfaat bagi orang banyak," katanya.
Inovasi dan kreativitas, kata Rai Mantra, akan bisa membuka peluang usaha baru di Bali sehingga tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata.
"Bagaimana kita membuat lapangan kerja baru? Untuk menunjang itu, satu-satunya jalan adalah lewat ekonomi kreatif. Soal inovasi ini yang penting bagaimana agar inovasi bisa bermanfaat bagi masyarakat secara "public value"," ujarnya.
Yang penting bisa menciptakan iklim bisnis dan lapangan usaha sehingga berdampak bagi sektor lain. Jangan melulu bertumpu pada pariwisata, harus diversivikasi ke ekonomi kreatif.
Ketua Yayasan Primakara Made Artana menyatakan bahwa Pusat Inovasi Primakara terwujud berkat dukungan dari BPPT.
"Pusat inovasi ini konsepnya bagaimana kita nanti bisa mengomersialkan kreativitas. Untuk itulah kami siapkan struktur, yakni harus ada creatif centre, ada inkubator, serta ada creatif capital (komersialisasi)," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Ketua STMIK Primakara I Putu Agus Swastika menyatakan sejak awal berdiri Primakara merupakan kampus yang menekankan semangat atau jiwa "technopreneurship".
"Menginjak semester tiga mahasiswa Primakara sudah punya mindset (cara pikir) untuk jadi pengusaha. Negara kita akan bisa jadi negara makmur jika jumlah pengusahanya melampaui 20 persen dari total penduduk," katanya.(I020)
BPPT Resmikan Pusat Inovasi STMIK Primakara
Senin, 21 September 2015 23:08 WIB