Denpasar (ANTARA) - Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara, Provinsi Bali, Made Artana menyatakan kebanggaan pihaknya dapat ikut terlibat dan dipercaya berkontribusi dalam sejumlah side events (agenda sampingan) KTT G20.
"Primakara ingin berkontribusi, jadi bagian kecil dari 'event' besar G20. Memang tidak semua kampus bisa mengupayakan itu. Primakara kampus yang relatif baru tetapi selalu bisa berkontribusi," kata Ketua STMIK Primakara, Made Artana, di Denpasar, Jumat.
Ia mengemukakan, STMIK Primakara telah dipercaya menjadi official partner dalam acara ITF (Industry Task Force) G20 Digital Transformation Expo Parallel Event yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 14 November 2022 yang dihadiri Menteri Kominfo Johnny G Plate.
G20 Digital Transformation Expo Parallel Event ini sejenis forum berkumpulnya industri tech company atau perusahaan yang berbasis teknologi di Indonesia dan mereka berdiskusi dengan pemerintah.
"Primakara satu-satunya kampus yang jadi official partner ITF dari Kemenkominfo, itu cukup membanggakan untuk kami. Apalagi itu sangat sejalan dengan posisi STMIK Primakara yang selalu fokus tentang perkembangan startup dan tech company, tech industry serta digitalisasi secara umum," ujarnya.
Baca juga: STMIK Primakara dampingi UMKM Denpasar
Para dosen STMIK Primakara juga terlibat aktif menjadi pembicara dalam sejumlah sesi talk show (diskusi) bagian dari side events G20 dengan mengangkat berbagai topik hingga 17 November 2022.
"Saya mengajak teman-teman dosen berkontribusi di G20, sekaligus mem-"branding" diri bahwa pernah berkontribusi langsung di ajang G20. Apalagi kami diberikan akses KemenkopUKM dan SMESCO yang punya acara side event G20," katanya.
Salah satu topik yang dibahas dalam G20 yakni terkait digitalisasi, sangat sejalan dengan apa yang selalu disampaikan dan didorong oleh STMIK Primakara.
"Terkait dengan digitalisasi erat kaitannya dengan kita di Bali dengan mengangkat ekonomi kreatif dan digital, secara umum terkait dengan startup. Ini sangat berkorelasi karena kami di Primakara sangat fokus dengan digitalisasi," katanya.
Artana yang pernah menyabet Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017 ini mengatakan Bali harus selalu mampu mengambil hikmah dari isu-isu strategis yang diangkat di global sehingga Bali bisa menyiapkan diri untuk itu.
Baca juga: STMIK Primakara beri "Beasiswa Desa" di tengah PPKM Darurat
"Bali harus mampu jadi pionir di awal, jangan jadi pengadopsi yang masuknya belakangan, harus menjadi early adopter," ujar pria yang pernah menyabet penghargaan The Most Outstanding Development Officer dan The Best Development Officer dari JCI Asia Pasific Development Council itu.
Terkait hal itu STMIK Primakara menjadi semacam jembatan komunikasi antara pemerintah daerah dengan berbagai pihak. "Seperti peran yang diambil STMIK Primakara selama ini yakni membangun ekosistem, menjadi pengembang ekosistem untuk startup dan lebih luasnya lagi ekonomi kreatif digital," ucapnya.
Artana juga sempat mengisi acara side event G20 Development Working Group dengan tema Transforming The Economy Toward A Resilient and Sustainability Economic Growth” yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, yang intinya terkait dengan transformasi ekonomi.
Dalam acara itu, ia bercerita apa yang bisa dilakukan di Bali dalam mentransformasi ekonominya. Ia menekankan dari aspek ekonomi kreatif dan digital, apa saja yang sudah dilakukan di Bali baik oleh pihak swasta maupun pemerintah untuk menghidupkan ekonomi kreatif dan digital di Bali.
Salah satunya sudah banyak digelar berbagai event terkait ekonomi kreatif dan digital seperti Bali Startup Summit, Bali Digifest, dan event-lainnya.
STMIK Primakara juga terlibat aktif dalam Banjar Creative Space (BCS) yang juga didukung oleh Kementerian BUMN. "Itu adalah inisiasi-inisiasi yang oleh pemerintah jika dilihat bagus itu bisa ditindaklanjuti. Intinya ekonomi kreatif dan digital harusnya menjadi fokusnya Bali,” katanya menegaskan.
Ia menambahkan, saat ini Bali diserbu pekerja-pekerja digital baik yang nasional maupun internasional, dimana mereka berlomba-lomba bekerja dari Bali. Sejak pandemi COVID-19, mereka sudah menemukan pola bahwa kerja yang efektif tidak harus dari kantor.
Di sisi lain sesi talks show yang diisi oleh para dosen STMIK Primakara di side event G20 banyak memberikan wawasan menarik bagi para pengujung side events G20 yang diselenggarakan di Bali Collection, ITDC, Nusa Dua, Badung, demikian Made Artana,.