Denpasar (Antara Bali) - Harga rata-rata harga ikan tuna segar maupun yang sudah dibekukan hasil tangkapan nelayan di Bali naik dari bernilai 3,6 dolar AS awal 2014 menjadi 5,6 dolar pada periode tahun 2015 sehingga perolahan devisanya bertambah besar.
"Ada kenaikan harga rata-rata hasil laut itu di pasaran ekspor maka volume perdagangan tuna dari Bali berkurang, namun perolehan devisanya bertambambah banyak," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Bali Made Suastika, Rabu.
Sesuai catatan yang ada di Disperindag Bali menyebutkan, realisasi ekspor tuna selama Januari-Juni 2015 hanya 6.812 ton seharga 38,7 juta dolar, sedangkan pada periode yang sama tahun 2014 mencapai 8.962 ton bernilai 32,3 juta dolar.
Jika dihitung volume perdagangan tuna segar maupun yang sudah dibekukan ke pasaran ekspor berkurang 24 persen periode awal 2015 jika dibandingkan Januasri-Juni 2014, namun dalam perolehan devisanya justru meningkat 19,7 persen.
Hal itu terjadi berkat harga rata-rata tuna di pasaran ekspor naik dari 3,6 dolar per kg awal 2014 menjadi 5,6 dolar per kg tahun 2015. Matadagangan ini sebagian besar ditujukan untuk memenuhi permintaan konsumen di AS dan Jepang.
Ia mengatakan, meningkatnya harga rata-rata tuna di pasaran ekspor, memnyebabkan perolehan devisa tuna bertambah banyak, sehingga andilnya menjadi 16,16 persen dari seluruh ekspor komoditas nonmigas Bali selama enam bulan I-2015 seharga 239,8 juta dolar.
Peranan ekspor tuna hasil tangkapan masyarakat di Bali tersebut ada diurutan kedua setelah ekspor tekstil dan produk tektil (TPT) seharga 51 juta dolar atau 21,27 persen dan kerajinan kayu dinomor tiga yakni 34,1 juta dolar atau 14,25 persen.
Suastika mengatakan, akibat cuaca yang kurang menentu di lautan dikhawatirkan hasil tangkapan nelayan yang ditampung para pengusaha perikanan di Bali berkurang dan kondisi itu akan berpengaruh terhadap perolehan devisa daerah ini. (WDY)
Harga Tuna Bali di Pasaran Ekspor Naik
Rabu, 9 September 2015 12:25 WIB