Kudus (Antara Bali) - Produsen rokok di Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah, mulai terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat, yang ditandai dengan naiknya biaya produksi.
Manajer
Primary Proses Perusahaan Rokok (PR) Nojorono Kudus Dedy Arianto W di
Kudus, Jumat, mengungkapkan bahwa beberapa bahan baku, di antaranya
sigaret paper merupakan barang impor.
Kemudian suku cadang mesin untuk memproduksi rokok juga naik setelah kurs rupiah terhadap dolar melemah.
"Kenaikan biaya produksinya saat ini berkisar 5-10 persen," ujarnya tanpa mau menyebutkan nilai.
Meskipun terimbas oleh dampak pelemahan nilai tukar rupiah, lanjut
dia, perusahaan belum perlu melakukan efisiensi di bidang tenaga kerja.
Apalagi, lanjut dia, semuanya disesuaikan dengan kondisi penjualan
produk di pasar. "Selama penjualan masih bagus, tentunya aktivitas
produksinya masih berjalan normal," ujarnya.
Sementara langkah efisiensi, kata dia, dilakukan berdasarkan skala prioritas agar biaya produksinya masih tetap kompetitif.
Terkait dengan pangsa pasar produk PT Nojorono, kata dia, selama ini dijual di pasar lokal.
Sementara Kepala Unit PR Gentong Gotri Kudus Agus Suparyanto
mengungkapkan, bahan baku untuk membuat rokok di PR Gentong Gotri
merupakan bahan baku lokal sehingga tidak terpengaruh dengan pelemahan
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Kalaupun ada dampak, biasanya terkait dengan daya beli masyarakat," ujarnya. (WDY)
Produsen Rokok Mulai Terimbas Pelemahan Rupiah
Sabtu, 29 Agustus 2015 9:17 WIB