Denpasar (Antara Bali) - Harga buah tomat di sejumlah pasar tradisional di Denpasar, Bali, belum terjadi kenaikan harga karena musim panen raya petani dan distribusi barang tersebut lancar.
"Tiga hari yang lalu (15/8) harga tomat sempat mengalami kenaikan mencapai Rp8.000/kg karena distribusi tersendat, namun saat ini sudah stabil kisaran harga Rp6.000/kg," ujar Wayan Windia, seorang pedagang di pasar Badung, Bali, Selasa.
Pihaknya mengeluhkan meskipun harga tomat kembali stabil, namun jumlah konsumen yang membeli salah satu bahan kebutuhan pokok itu cenderung sepi.
Windia mengkawatirkan apabila hal tersebut terus berlanjut, maka buah tomat yang dijualnya akan cepat membusuk sehingga pedagang mengalami kerugian.
"Sepinya pembeli saat ini disebabkan karena pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah sehingga masyarakat yang hendak berbelanja mengurangi jumlah pembelian," katanya.
Ia mengatakan penyebab lain sepinya pembeli, karena banyak pesaing yang menjual barang itu dengan harga miring sehingga pembeli memilih pedagang yang menjual tomat lebih murah.
Hal serupa dikatakan Putu Agustini, seorang pedagang di Pasar Kumbasari Denpasar mengakui harga buah tomat stabil kisaran harga Rp6.000. "Untuk harga sempat naik, tapi saat ini kembali stabil," ujarnya.
Ia menuturkan stabilnya harga tomat dipengaruhi stok barang memenuhi sehingga distribusi barang tetap lancar. Namun, stabilnya harga buah tomat tidak diimbangi dengan jumlah konsumen yang berbelanja barang itu.
"Harga normal, namun pembeli yang tidak terlalu ramai," katanya.
Kepala Bidang Kerja sama dan Perlindungan Disperindag Kota Denpasar, Jarot Agung Iswayudi mengatakan apabila harga tomat mengalami lonjakan harga kecenderungan konsumen mengurangi konsumsinya sehingga pembelian mengalami penurunan harga.
"Saat ini harga stabil, kemungkinan disebabkan karena pesaing di pasaran yang begitu banyak sehingga konsumen memilih di tempat langganannya," ujarnya.(APP)
Harga Tomat di Bali Tidak Alami Lonjakan
Selasa, 18 Agustus 2015 10:04 WIB