Denpasar (Antara Bali) - Sekretaris Dewan Harian 1945 Provinsi Bali, Ir Wayan Sudarta, MS menilai, keteladanan dan mengunjungi monumen tempat perjuangan untuk mencapai Kemerdekaan Indonesia dapat menjadi salah satu metode bagi anak-anak muda dalam meningkatkan rasa nasionalisme.
"Oleh sebab itu orang tua, guru, dosen dan pejabat harus mampu menjadi teladan bagi anak didik, mahasiswa dan masyarakat sehingga mampu menumbuhkan kepercayaan diri, bangsa dan negara," kata Wayan Sudarta sebelum tampil sebagai pembicara dalam seminar Kebangsaan di Monumen Perjuangan Bangsal (MPB) di Pertigaan Gaji, Dalung Kabupaten Badung, Sabtu.
Ia mengatakan, dengan mengajak anak-anak sejak dini mengunjungi menomen perjuangan dan tonggak-tonggak bersejarah antara lain Candi Pahlawan Taman Pujaan Bangsa Margarana di Kabupaten Tabanan akan menemukan banyak hal untuk membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan anak-anak muda.
Di Bali setelah Indonesia Merdeka, 17 Agustus 1945 masih tercatat 131 kali pertempuran untuk mengusir penjajah di berbagai tempat yang puncaknya terjadi di Margarana, Kabupaten Tabanan 20 November 1946.
"Pada tempat-tempat pertempuran berskala kecil dan sedang itu sebagian besar sudah dibangun monumen atau tonggak perjuangan, dan hal itu secara tidak langsung dapat menumbuhkan semangat nasionalisme," ujarnya.
Ia mengharapkan generasi muda dapat mewarisi semangat kepahawanan para pejuang dengan lebih menonjolkan rasa kesetiakawanan, iklas dan rela berkorban dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Ketiga hal itu sangat penting yang kini dibutuhkan bangsa Indonesia untuk membela dan membesarkan bangsa dalam semua aspek kehidupan, ujarnya.
Pada kesempatan itu juga tampil sebagai pembicara Ketua Pembentukan Gerakan Nasional Pembudayaan Pancasila (GNPP) Provinsi Bali Dr I Made Gede Putra Wijaya dengan makalah berjudul "Nilai-Nilai Pancasila untuk memperkuat jatio diri bangsa". (WDY)