Denpasar (Antara Bali) - Dewan Harian Daerah (DHD) 1945 Provinsi Bali menyejajarkan Indonesia dengan Aljazair dan Vietnam sebagai negara yang meraih kemerdekaannya melalui peperangan dalam kurun waktu yang panjang.
"Hampir sebagian besar masyarakat ikut ambil bagian dalam melawan penjajah dari muka bumi Indonesia, bahkan sampai meneteskan darah dan mengorbankan jiwa raganya," kata Ketua DHD 1945 Provinsi Bali Wayan Windia di Monumen Perjuangan Bangsal di Desa Gaji, Kabupaten Badung, Jumat.
Menurut dia, ketiga negara itu masyarakatnya berjuang keras merebut kemerdekaan dalam kurun waktu yang sangat panjang dan Indonesia akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945.
Windia menambahkan bahwa khusus perjuangan dalam merebut kemerdekaan di Bali, tidak semua orang ikut berjuang, diperkirakan hanya sekitar 24.000 orang dari penduduk saat itu satu juta jiwa.
Hal itu didasari atas jumlah veteran pejuang di Pulau Dewata sekitar 24.000 orang yang kini jumlahnya semakin berkurang akibat ditelan usia.
Bahkan 20 tahun mendatang diperkirakan para veteran pejuang bisa saja habis karena umur yang semakin tua. Untuk itu bisa saja di masa mendatang dialog perjuangan seperti sekarang ini tidak lagi melibatkan para pelaku yang terlibat secara langsung.
Meskipun Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia masih melakukan revolusi fisik menentang penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia, ujar Windia.
Khusus di Bali pada revolusi fisik itu periode 1945-1949 terjadi 131 kali pertempuran melawan penjajah. Di lokasi peristiwa kontak senjata itu kini sebagian besar telah berhasil dibangun monumen atau tonggak sejarah.
Pembangunan monumen dan tonggak sejarah itu sebagai wujud penghargaan terhadap jasa-jasa para suhada yang telah gugur dalam menunaikan Bakti, gugur dalam perjuangan kemerdekaan RI.
Mengabadikan peristiwa yang mempunyai nilai sejarah perjuangan kemerdekaan RI agar selalu diingat masyarakat dan generasi penerus sehingga abadi sepanjang masa.
Hal yang tidak kalah penting lainnya melestarikan jiwa, semangat, dan nilai-nilai perjuangan 1945 kepada generasi penerus bangsa.
Sejarah bangsa terus berjalan tiada henti dan generasi muda sebagai putra putri terbaik bangsa hendaknya sadar mewarisi, mempertahankan, dan melanjutkan nilai-nilai luhur perjuangan para pendahulunya.
"Bercermin dari sejarah akan memberikan banyak manfaat untuk memperoleh berbagai pengetahuan seperti strategi dan teknik kepemimpinan, nilai kejuangan, kepahlawanan dan semangat patriotisme," ujar Windia. (WDY)