Denpasar (Antara Bali) - Pengamat kebudayaan dari Universitas Udayana Bali, Prof Dr. I Nyoman Darma Putra mengatakan kekuatan kapital dan globalisasi secara perlahan dapat menghancurkan konstruksi pelestarian dan pengembangan seni budaya lokal, khususnya Kota Denpasar.
"Kekuatan kapitalisme pada era globalisasi bisa saja menggerus kebudayaan, jika tidak diimbangi dengan upaya pelestarian dari masyarakat itu sendiri dan pemerintah," katanya di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan pelestarian kebudayaan harus digarap secara serius, tidak sekadar serimonial saja. Karena pergerakan era globalisasi akan membuat embrio kebudayaan baru.
Dharma Putra menekankan semaraknya budaya masyarakat dan beragam kreativitas seni budaya yang digagas sejumlah instansi pemerintah terkait, semestinya tidak sekadar serimonial pencitraan dari relasi kekuasaan.
Begitu juga upaya mensinergikan pembangunan infrastruktur dan suprastruktur harus tetap mengusung semangat kearifan lokal. Mengingat pembangunan budaya kota terdapat gagasan modal pendidikan publik.
Menurut dia, kebijakan yang dilakukan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra selama ini patut di apresiasi. Karena, telah memberikan kontribusi signifikan dalam gagasan pengembangan dan kemajuan pembangunan kota.
Dengan langkah wali kota itu, sehingga mampu meraih segudang prestasi dengan beragam penghargaan bertaraf nasional maupun internasional.
"Kinerja Pak Rai Mantra tentunya patut di apresiasi dan dilanjutkan di masa depan," katanya.
Dikatakan, selama lima tahun kepemimpinan Wali Kota Denpasar Rai Mantra telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap fungsi kontrol sosial dari ekologi birokrasi Pemkot Denpasar dalam mewujudkan pelayanan prima bagi kepentingan publik secara berkelanjutan.
Menurut dia, keberadaan Kota Denpasar adalah sebagai Ibu Kota Provinsi Bali membawa konsekuensi logis beragam aktivitas dan pusat kegiatan.
Mulai dari pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan hingga pusat pengembangan kepariwisataan. Sangat disadari bahwa Denpasar tidak mempunyai kekayaan sumber daya alam (SDA), oleh karena itu satu-satunya sumber kekuatan yang diandalkan untuk membangun daerah ini adalah potensi keunggulan sumber daya manusia.
Oleh karena itu, pembenahan kualitas infrastruktur publik di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, seni budaya, kependudukan, spiritual religius, dan lainnya senantiasa dilandasi semangat kreatif, efektivitas serta efisiensi dalam penggunaan anggaran.
Dinamika ini tentunya berkat konstruksi informasi yang saling bersinergi di antara instansi terkait. Di samping itu, juga tak terlepas dari partisipasi media massa baik cetak maupun elektronik dalam semangat kebebasan pers menuju pemerintahan bersih dan baik yang mengutamakan kepentingan publik.
Sementara Wali Kota Denpasar Rai Mantra menegaskan bahwa sebagai salah satu kota yang merupakan pusat perkembangan dan pertumbuhan perekonomian warga masyarakat di Bali sudah semestinya dituntut mampu menghadapi beragam persoalan sosial budaya yang terjadi secara holistik dan komprehensif. Demi terciptanya pembangunan berkelanjutan yang berbasis kearifan lokal.
Menurut dia, pengaruh urbanisasi merupakan persoalan cukup serius bagi pembangunan infrastruktur perkotaan. Karena dapat memicu beragam persoalan yang saling terkait satu dengan lainnya.
"Misalnya masalah kepedudukan terkait perumahan kumuh dan tata ruang kota, kesehatan menyangkut kebersihan, pendidikan dengan keterbatasan ruang kelas, transportasi terutama kemacetan, kriminalitas, dan lain sebagainya," ucap Rai Mantra.
Hal itu tentunya membutuhkan penanganan serius serta terintegrasi di antara instansi pemerintah terkait. Untuk menganalisis beragam persoalan tersebut, guna menentukan prioritas penanganannya.
"Karena itu dituntut kesadaran kita bersama secara terpadu dan bersinergi dalam mengatasi beragam persoalan tersebut," katanya.
Patut dicatat upaya peningkatkan kualitas infrastruktur selalu sejalan dengan tingkat kemajuan indeks pembangunan manusia (IPM) di Kota Denpasar. Sehingga beragam program pembangunan kota baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dapat berjalan secara berimbang dan berkelanjutan serta mampu memberi nilai manfaat bagi kepentingan publik.
IPM Kota Denpasar tercatat yang tertinggi di Bali. Hal ini tentunya berkat partisipasi dan dukungan semua instansi terkait termasuk warga masyarakat dalam merealisasikan beragam kebijakan dari program pembangunan kota selama ini.
Implikasinya, kebijakan pembangunan baik infrastruktur maupun suprastruktur, sumber daya manusia dalam berjalan dengan baik dan lancar. (WDY)
Pengamat : Globalisasi Bisa Hancurkan Kebudayaan Masyarakat Lokal
Sabtu, 8 Agustus 2015 8:17 WIB