Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar berharap pelaksanaan Bulan Bahasa Bali mampu menjadi jembatan antara kebudayaan dan globalisasi, sehingga masyarakat mampu beradaptasi terhadap kemajuan peradaban.
"Di era sekarang, globalisasi dan kebudayaan saling berkaitan dan mempengaruhi. Jika Bali sudah terkenal, maka tugas generasi muda untuk memperkuat," kata Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Denpasar I Made Toya di Denpasar, Kamis.
Made Toya menyampaikan hal tersebut saat membacakan sambutan Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara pada acara Pembukaan Bulan Bahasa Bali 2023 tingkat Kota Denpasar.
Toya membuka Bulan Bahasa Bali didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara yang ditandai dengan pemukulan gong.
Dia menekankan bahwa bahasa Bali merupakan bahasa ibu di Bali. Keberadaan bahasa, sastra, dan aksara Bali menjadi jati diri masyarakat Bali.
Baca juga: Tujuh kegiatan utama Bulan Bahasa Bali bakal digelar sebulan penuh
Oleh karenanya, upaya pelestarian dan pengembangan bahasa, sastra dan aksara Bali harus terus digelorakan.
"Jika kreativitas sudah didasari oleh kebudayaan Bali, itulah dinamakan jadi diri yang menjadi nafas pembangunan di Bali," ucapnya.
Ia menambahkan, melalui pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ini tentunya dapat menjadi wahana pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali secara berkelanjutan.
Pihaknya bangga pelaksanaan Bulan Bahasa Bali telah dilaksanakan dari tingkat desa/lurah, kecamatan hingga Kota Denpasar.
"Ke depannya tentu kita berharap segala kegiatannya terus dikembangkan sehingga mampu mendukung penguatan dan pengembangan budaya Bali, termasuk bahasa, sastra, dan aksara Bali," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Raka Purwantara mengatakan ada sejumlah kegiatan yang dilaksanakan dalam Bulan Bahasa Bali yakni lomba nyurat lontar, Bali Simbar, nyurat aksara Bali, lomba ngwacen aksara Bali ring lontar, dan lomba mesatua Bali, pidarta hingga debat bahasa Bali.
"Dari berbagai lomba yang diadakan diikuti peserta sebanyak 227 orang mulai dari siswa-siswi, sekaa teruna hingga bendesa adat/ kelian adat," ujarnya.
Kegiatan Bulan Bahasa Bali tahun ini mengusung tema "Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani" yang dimaknai sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk.
Baca juga: Bulan Bahasa Bali 2023 padukan kemasan masa lalu dan kekinian