Denpasar (ANTARA) - Bulan Bahasa Bali (BBB) ke-5 yang bakal berlangsung sebulan penuh sepanjang Februari 2023 di Taman Budaya Provinsi Bali akan memadukan kemasan masa lalu dan kekinian.
"Ikon yang paling menarik dalam ajang BBB kali ini adalah penyajian masa lalu dan kekinian," kata Kepala Bidang Sejarah dan Dokumentasi Kebudayaan Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali AA Ngurah Bagawinata di Denpasar, Selasa.
Bagawinata disela-sela gladi persiapan pembukaan BBB mengatakan ajang ini akan dibuka oleh Gubernur Bali Wayan Koster pada Rabu (1/2) pukul 09.00 Wita di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar.
Pembukaan hajatan sastra dan budaya Bali itu dikemas melalui prosesi sesolahan (pergelaran) Sandhya Githa "Nawa Ruci" oleh Sanggar Seni Kokar Bali.
Bagawinata menyampaikan ada topik yang menarik dalam ajang BBB kali ini yakni kemasan masa lalu dengan menghadirkan nyurat lontar dengan pengrupak di atas lontar. Sedangkan yang baru, yakni lompatan teknologi dengan keyboard aksara Bali.
"Masa lalu dan masa kini ini akan digelar secara berdampingan. Bapak Gubernur akan meninjau kegiatan masa lalu yang diterapkan oleh lelangit leluhur kita untuk menyebarluaskan bahasa dan aksara Bali," ujarnya.
Begitu juga dengan teknik teknologi yang sudah dibuat oleh anak-anak bangsa, anak-anak Bali berupa keyboard aksara Bali.
Festival nyurat (menulis) lontar dan mengetik Bahasa Bali ini memang menjadi hal baru. Gubernur Bali akan menyaksikan festival nyurat lontar dengan pengrupak setelah pembukaan BBB ke-5 itu.
Kemudian meninjau pengetikan Bahasa Bali dengan keyboard, dan meninjau Reka Aksara (Pameran) BBB ke-5.
"Masyarakat Bali bisa menyaksikan perhelatan sastra dan budaya ini melalui link YouTube Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan disiarkan secara live di Bali TV, dan bisa menonton langsung ke Taman Budaya," ucapnya.
Bulan Bahasa Bali tahun 2023 mengusung tema "Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani" yang dimaknai sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk.
Selama sebulan penuh menyajikan enam kegiatan pokok, yaitu Krialoka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Pergelaran), dan Reka Aksara (Pameran).
Selain itu penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada dua tokoh khususnya di bidang sastra Bali. Tema BBB ini terejawantahkan dalam setiap tampilan materi
Sedangkan prosesi pergelaran Sandhya Githa yang mengangkat judul "Nawa Ruci" juga berangkat dari tema BBB ke-5 tersebut.
Dalam garapan ini, Kokar mengangkat kehidupan sarwa prani, semua kehidupan di laut karena di sana tempat peleburan juga penyucian.
Terbentuknya alam dan manusia dari unsur panca maha buta, sehingga pesan yang disampaikan manusia hendaknya menyayangi laut, karena berkontribusi besar pada manusia. "Laut, tempat pemarisuda (penyucian) dan amerta itu ada di laut, maka sayangi laut," kata Bagawinata.