Denpasar (Antara Bali) - Pementasan kesenian Topeng Panca oleh Sanggar Seni Dwi Mekar, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali memukau ratusan penonton yang memadati kalangan Ratnakanda, Taman Budaya, Denpasar, Minggu.
"Kami menyuguhkan pementasan topeng kreatif, mengkombinasikan antara babad (sejarah) Buleleng dengan lelucon cerdas yang mengocok perut," kata pendiri dan pengelola Sanggar Dwi Mekar, Wayan Durpa.
Ia menjelaskan, pihaknya mengusung cerita perjalan Ki Barak Panji Sakti, seorang raja yang pertama kali memerintah di Buleleng, Bali Utara.
Ki Gusti Panji Sakti, seorang yang dijuluki banyak nama yakni Ki Barak, Gde Pasekan, Gusti Panji, Ki Panji Sakti, Ki Gusti Anglurah Panji Sakti, yang berkonotasi gagah, berjiwa pemimpin, merakyat dan memiliki kesaktian.
"Beliau adalah pendiri kerajaan Buleleng tahun 1660-an, sebelumnya wilayah Buleleng dikenal dengan nama Den Bukit dan masyarakat Bali bagian Selatan," kata dia.
Dikatakan, "Denbukit" dilihat sebagai daerah yang jauh terletak di balik bukit, daerah misterius dan banyak didatangi orang asing silih berganti terdiri dari bajak laut dan orang-orang dari semua pelosok Nusantara.
"Orang yang ingin tinggal menetap mereka menjauhi daerah pesisir, memilih tempat lebih ke tengah, ke wilayah sebelah Selatan. Maka itu wilayah di selatan bukit disebut Bali Tengah atau Bali Selatan," kata dia.
Wayan Durpa melanjutkan, pada pagelaran topeng panca PKB tahun ini, pihaknya melibatkan lima penari.
Ia menambahkan, para penari tersebut merupakan anak didikan sanggar miliknya. "Sanggar kami salah satu sanggar seni yang sudah memiliki nama di Bali mencetak banyak seniman berbakat," imbuh dia.
Selain membawa lima penari topeng yang masih muda, pihaknya juga membawa tim tabuh (pemain musik) remaja, didominasi anak anak muda usia antara 10-15 tahun.
"Kami ingin mewariskan kesenian topeng, salah satu jenis kesenian yang mulai ditinggalkan kalangan muda di Bali akibat era globalisasi," imbuh Wayan Durpa.
Pementasan kesenian Topeng Panca oleh Sanggar Seni Dwi Mekar merupakan salah satu dari tujuh jenis kesenian yang tampil pada hari ke-24 pelaksanaan PKB tahun ini.
Ketujuh pementasan tersebut berlangsung dari siang, sore, hingga malam hari pada enam panggung pertunjukan di sekitaran Taman Budaya, Denpasar. (WDY)