Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menginginkan Taman Budaya sebagai tempat penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali tidak hanya ramai pengunjung saat aktivitas seni tahunan itu digelar, tetapi dapat "hidup" sepanjang hari.
"Taman Budaya ini saya harapkan tidak hanya ramai pada saat PKB saja. Saya harap sehari-harinya nanti tetap seperti ini, ada pentas seni, ada pameran kerajinan," kata Pastika saat berkunjung ke arena PKB ke-39 di Denpasar, Jumat.
Ia menyebutkan kesenian-kesenian yang ditampilkan pada saat PKB, bisa ditampilkan kembali di lain waktu sehingga aktivitas seni di Taman Budaya akan terus ada, dan tempat itu akan hidup sepanjang hari.
Tidak hanya itu, dia juga berharap agar keberadaan Taman Budaya bisa menjadi tempat praktik bagi para dosen maupun mahasiswa seni dalam mempresentasikan hasil kreativitasnya sepanjang tahun.
"Kita hanya punya alam, manusia, seni dan budaya. Kita tidak punya kekayaan alam seperti emas, batu bara dan lain sebagainya. Untuk itu bagaimana kita menjaga kesenian dan budaya kita, sehingga ke depannya seni dan budaya dapat membuat kita hidup dan bisa memberi kesejahteraan bagi kita," ujarnya.
Terkait pelaksanaan PKB ke-39, orang nomor satu di Bali itu menilai pelaksanaan kegiatan tahunan ini sudah semakin baik, hal ini dapat dilihat dari segi kebersihan maupun ketertiban para pedagang yang semakin meningkat. Tidak hanya itu, ragam pentas seni yang dipertunjukkan juga semakin bagus dan bervariasi.
Dalam kunjungannya ke ajang PKB kali ini, Pastika yang didampingi sejumlah kepala organisasi perangkat daerah terkait di lingkungan Pemprov Bali juga berkesempatan untuk mengunjungi stan pameran yang berada di kawasan Gedung Ksirarnawa, yang salah satunya adalah stan pameran buku keagamaan.
Dalam kesempatan tersebut, dia memborong sekaligus empat buku keagamaan tentang Ensiklopedia Hindu. Orang nomor satu di Bali ini menyampaikan apresiasinya atas penyusunan buku yang terdiri dari empat seri tersebut, yang menurutnya penyusunan sebuah buku bukanlah pekerjaan mudah.
"Buku ini mungkin habis dibaca dalam waktu satu bulan, namun penyusunan buku ini melibatkan banyak narasumber dan memerlukan waktu yang lama untuk menyusunnya. Dengan membaca buku ini, kita akan memperoleh banyak pengetahuan. Waktu yang diperlukan untuk menyusun buku ini jauh lebih lama dari waktu yang kita butuhkan untuk membacanya," ucapnya.
Pastika beserta rombongan juga berkesempatan menyaksikan pertunjukan Bondres diiringi angklung persembahan dari Sekaa Bondres Desa Tonja Denpasar Utara yang diselenggarakan di Kalangan Ayodya. Pementasan Bondres mendapat apresiasi luar biasa dari para pengunjung PKB. (WDY)
Pastika Inginkan Taman Budaya Hidup Sepanjang Hari
Jumat, 23 Juni 2017 19:46 WIB