Jakarta (Antara Bali) - Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) KH Misbahus
Salam menyayangkan pernyataan Mendagri Tjahjo Kumolo yang menyebutkan
adanya menteri yang menghina Presiden Joko Widodo, karena Menteri BUMN
yang menjadi sasaran pernyataan itu tidak mungkin melakukan hal itu.
"Tuduhan yang nampaknya diarahkan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno
itu sungguh sangat disayangkan, apalagi tuduhan itu dipublikasikan ke
masyarakat luas yang sudah barang tentu membuat kegaduhan politik,"
katanya kepada pers di Jakarta, Senin malam.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo setelah acara buka
puasa bersama di rumah dinas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani pada Minggu, 28 Juni
2015 mengungkapkan adanya menteri yang menghina presiden.
KH Misbah menegaskan, dirinya sangat tidak percaya kalau tokoh
profesional sekaliber Rini Soemarno yang sudah berpengalaman menjadi
menteri dan memiliki wawasan luas dalam membela hak-hak rakyat,
khususnya para petani melakukan sikap, baik berupa ucapan maupun
tindakan yang menghina Presiden.
Menurut dia, semestinya tokoh sekaliber Tjahjo Kumolo yang
sama-sama berstatus sebagai pembantu presiden tidak perlu mengemukakan
tuduhan atau prasangka buruk terhadap koleganya di kabinet. "Pernyataan Pak Tjahjo mengandung namimah atau mengadu domba antara
Ibu Rini dengan Presiden. Seharusnya dia tabayyun (klarifikasi) dengan
menanyakan dulu kepada Ibu Rini terkait adanya rekaman yang isinya
terindikasi menghina presiden itu," katanya.
Tetapi, pengasuh Yayasan Raudlah Darus Salam itu merasa yakin
Presiden Jokowi tidak akan terpengaruh oleh prasangka atau
tuduhan-tuduhan yang tidak mendasar, apalagi selama ini Rini Soemarno
sudah memiliki prestasi dalam memimpin Kementerian BUMN.
Tuduhan menghina presiden yang nampaknya dialamatkan kepada Menteri
BUMN tersebut, menurut dia, ada korelasinya dengan isu "reshuffle"
kabinet, sehingga dibalik tuduhan yang sangat subjektif tersebut
terlihat adanya kepentingan politis tertentu. (WDY)
Menteri BUMN Tidak Mungkin Hina Presiden
Selasa, 30 Juni 2015 7:59 WIB