Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyoroti toilet di arena pelaksanaan Pesta Kesenian Bali ke-37 di Taman Budaya, Denpasar, yang dinilai masih kotor dan jorok.
"Satu hal yang saya minta untuk diseriusin adalah kebersihan, termasuk di dalamnya toilet. Saya minta agar ada piket toilet," kata Pastika di sela-sela kunjungannya ke Taman Budaya, Denpasar, Rabu.
Orang nomor satu di Bali itu mendapati keberadaan toilet yang dengan "aroma tidak sedap" itu ketika berkeliling di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar.
Saat itu, setelah melihat beberapa stan pameran dan mengecek media center, Pastika tiba-tiba masuk ke toilet pria yang bersebelahan dengan ruang media center dan didapatilah ternyata toilet dalam kondisi kotor dan berbau. "Saya cuman minta kebersihan dan kerapian dijaga, tadi toilet bau dan kotor," ujar Pastika.
Menurut dia, keberadaan toilet seperti itu bukan dikarenakan kekurangan petugas, tetapi justru persoalan kepedulian dari para pejabat terkait. "Ada kok, tinggal perintahnya saja, kepeduliaannya. Hidungnya para pejabat masih sensitif nggak," selorohnya.
Bahkan Pastika sampai menganalogikan mata melek tetapi tidak melihat, telinga terbuka tetapi tidak mendengar, hidung ada tetapi tidak berfungsi. "Pedulilah, ada apa cepatlah gerakannya, padahal tinggal nyuruh saja," ujarnya.
Selain mempersoalkan kebersihan toilet, dia juga menyoroti bau rokok di media center. Pastika lantas meminta kepada staf humas untuk memasang stiker dilarang merokok di ruangan tersebut karena dengan merokok pada ruang tertutup selain kurang baik bagi kesehatan juga melanggar Perda Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Usai berkeliling di Gedung Ksirarnawa, Pastika didampingi beberapa pimpinan SKPD juga menemukan pencahayaan pada ruangan pameran lukisan yang dinilainya masih minim. Di sisi lain, dia meminta supaya lukisan yang dipajang agar dicantumkan harganya.
Di sisi lain, secara umum penataan pameran di arena PKB untuk tahun ini dipandang Pastika lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena penataannya lebih longgar, lebih lega, dan nyaman.
"Kesan orang-orang yang saya tanya dan beberapa teman, PKB lebih baik, tidak lagi seperti pasar malam, sudah lebih bermartabatlah," kata Pastika. (WDY)