Denpasar (Antara Bali) - Kepolisian Resor Kota Denpasar, Bali, menelusuri Angeline (8), bocah yang hilang dan belum diketahui keberadaannya, hingga ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk memintai keterangan orang tua kandung anak malang itu.
"Kami masih berupaya untuk mencari keluarganya seperti orang tua dan saudara orang tuanya, baik di Jawa Timur dan Denpasar. Semua didatangi untuk dapat informasi dan masukan," kata Wakil Kepala Polresta Denpasar Ajun Komisaris Besar Nyoman Artana di Denpasar, Senin.
Menurut dia, keterangan yang dikumpulkan polisi kepada orang tua kandung dan saudara orang tuanya di Banyuwangi itu diharapkan menjadi petunjuk kepolisian dalam mencari bocah kelas dua di SD 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, itu. Sementara itu pihaknya juga masih fokus di sekitar tempat tinggal orang tua angkat korban, yakni di Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar, untuk mengumpulkan informasi lainnya.
Sejak menghilang pada Sabtu (16/5), hingga saat ini Angeline masih belum diketahui keberadaannya, termasuk indikasi diculik atau menghilang. Foto-foto bocah cantik itu kemudian disebar di sejumlah media sosial agar memudahkan masyarakat apabila menemukan anak hilang tersebut.
Sejumlah pihak menduga, bocah malang itu menghilang dari orang tua angkatnya, yakni Margareta karena tidak tahan dengan perilaku kasar ibu angkatnya itu. Namun pihak kepolisian masih belum bisa membuktikan indikasi tersebut.
Belakangan maraknya pemberitaan dan foto yang beredar di media sosial, membuat kasus tersebut tidak hanya ditangani lokal di Denpasar semata, melainkan nasional. Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPA) Arist Merdeka Sirait mendatangi Kepolisian Resor Denpasar untuk menindaklanjuti dan memberikan informasi tambahan terkait Angeline.
Ia bahkan mengunjungi orang tua angkat korban dan mengakui bahwa Margareta memiliki kepribadian yang temperamental. "Kami lihat dia (Margareta) normal dan sehat saja tidak ada gangguan jiwa karena komunikasi berjalan baik. Kalau temperamental mungkin itu karena emosional anaknya hilang," katanya. (WDY)