PBB, New York (Antara Bali/Xinhua-OANA) - Konferensi Kajian Semua Pihak bagi Kesepakatan Anti-Penyebaran Senjata Nuklir (NPT) 2015 berakhir di Markas Besar PBB pada Jumat (23/5) tanpa disetujuinya dokumen akhir.
Akibat perbedaan besar mengenai pembangunan Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir dan semua senjata pemusnah massal, konferensi itu gagal mencapai konsensus mengenai dokumen akhir.
Selama pertemuan empat-pekan tersebut, sebanyak 190 pihak negara secara menyeluruh mengkaji penerapan NPT, dan membahas arah serta prioritas bagi tahap pekerjaan selanjutnya, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Mereka juga menyuarakan dukungan bagi penerapan kembali secara menyeluruh ketiga pilar NPT --perlucutan senjata nuklir, anti-penyebaran nuklir dan penggunaan damai energi nuklir-- selain peningkatan keefektifan dan wewenang dan sifat universalnya.
Mengenai masalah Hiroshima dan Nagasaki yang dimasukkan di dalam rancangan dokumen akhir, kata misi Tiongkok di PBB, delegasi Tiongkok dan Jepang mendapati melalui konsultasi satu penyelesaian yang dianggap layak oleh kedua pihak, dan hasilnya tercermin di dalam rancangan laporan akhir ketua konferensi.
Delegasi Tiongkok, yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Li Baodong, memainkan peran konstruktif dalam proses tersebut, menjelaskan secara terperinci usul dan penentangan Tiongkok, dan secara aktif mengupayakan pengesahan dokumen akhir, tambah misi itu.
Konferensi Kajian NPT telah diselenggarakan setiap tahun sejak kesepakatan tersebut diberlakukan pada 1970. (WDY)
Konferensi Kajian NPT 2015 Berakhir Tanpa Disetujuinya Dokumen Akhir
Minggu, 24 Mei 2015 9:55 WIB