Denpaar (Antara Bali) - Tiga pembicara tampil pada sarasehan serangkaian kegiatan Perayaan Tumpek Landep, persembahan suci yang khusus ditujukan untuk semua jenis benda yang terbuat dari bahan besi, logam maupun benda tajam keris dan senjata pusaka yang berlangsung di Museum Bali, Selasa.
Ketiga pembicara itu terdiri atas Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Prof Dr I Nengah Duija S.Si, dosen arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Ir Wayan Meganada dan perajin keris Jro Mangku Gede Sutama.
Prof Duija tampil dengan makalah berjudul "narasi nilai dan filosofi keris sebagai pusaka Indonesia dan warisan budaya dunia" dan Jero Mangku Gede Sutama membawakan kertas kerja "Jelajah Taksu Spiritual Kris Pusaka melalui proses pembuatan, pasupati dan perawatan".
Sedangkan Wayan Meganada yang juga Ketua Sabha Upadesa sebuah lembaga yang bertujuan mensinkronisasikan lembaga desa adat (Pekraman), Desa Dinas dan organisasi pengairan tradisional bidang pertanian (subak) di Kota Denpasar tampil dengan makalah "manfaat dan Tantangan Revitalisasi Cerdas Tradisi Satu Keluarga satu keris dalam perspektif kekinian".
Sarasehan sehari yang melibatkan 100 peserta dari berbagai kalangan, seniman, budayawan, pencinta keris, tokoh masyarakat dan utusan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemkot Denpasar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, I Wayan Gatra menjelaskan, sarasehan tersebut sebagai upaya meningkatkan pemahaman Hari Tumpek Landep serta untuk mengetahui secara holistik aspek sejarah, keragaman keris, taksu, nilai spiritual, karakter dan keluhuran keris sebagai representasi peradaban bangsa.
Kegiatan yang digelar secara berkesinambungan setahun sekali menyambut perayaan Tumpek Landep juga untuk memperdalam keragaman nilai multikultural dan nilai universal, filosofi serta aspek spiritual yang berpeluang mengangkat keris sebagai representasi spiritual dalam peradaban bangsa.
Kegiatan tersebut juga memotivasi para perajin khususnya perajin pade besi, emas dan perak di Bali, khususnya Kota Denpasar untuk dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas."yang tidak kalah penting bagaimana spirit untuk penajaman pikiran bisa diaktualisasikan dan tindakan prilaku sehari-hari," katanya.
Umat Hindu melaksanakan perayaan Tumpek Landep setiap enam bulan atau 210 hari sekali, kali ini akan jatuh pada hari Sabtu, 16 Mei 2015. (WDY)
Tiga Pembicara Tampil Pada Sarasehan Keris
Selasa, 12 Mei 2015 13:30 WIB