Denpasar (Antara Bali) - Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Denpasar Hu Yinquan berpandangan sekarang ini menjadi masa emas bagi Indonesia untuk menarik investasi dari para pengusaha asal Negeri Tirai Bambu.
"Tahun 2014 saja, investasi langsung dari RRT ke Indonesia sekitar 1,5 miliar dolar AS atau meningkat 37 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Hu Yinquan dalam Seminar Promosi Investasi Wilayah Konjen Republik Rakyat Tiongkok, di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, setelah dua kali dilaksanakan kunjungan kenegaraan oleh Presiden RRT Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo, telah dicapai banyak kesepakatan di bidang perkembangan ekonomi maritim dan pembangunan infrastruktur.
"Kunjungan kenegaraan itu juga sudah memberikan `blue print` atau cetak biru bagi kerja sama kedua negara," ujarnya pada acara yang dihadiri puluhan pengusaha dari Tiongkok itu.
Gagasan satu kawasan satu jalur yang dikemukakan oleh Presiden Xi Jinping sangat cocok dengan poros maritim dunia, dan khususnya terkait hubungan Tiongkok dan Indonesia yang telah memasuki tahap baru dengan hubungan kemitraan strategis komprehensif, katanya.
Oleh karena itu, tambah dia, kegiatan seminar seperti ini diharapkan menciptakan sebuah platform untuk saling mengetahui, saling mengenal dan saling mengerti sehingga dapat menarik minat pengusaha Tiongkok terhadap lingkungan investasi, khususnya di Provinsi Bali, NTB dan NTT.
"Ketiga provinsi ini memiliki wilayah yang luas, SDA yang kaya, dan lapangan investasi yang banyak sehingga kami yakin pastinya juga akan mampu menciptakan lingkungan investasi yang baik supaya dapat menarik semakin banyak perusahaan Tiongkok untuk menanamkan modal di sini," katanya.
Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Bali Ketut Wija, meminta para pengusaha dari Republik Rakyat Tiongkok untuk membantu investasi pembangunan berbagai infrastruktur di Pulau Dewata sebagai bagian dari upaya pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Wija mengemukakan, sejumlah proyek pembangunan infrastruktur yang tengah dirancang di Pulau Dewata dan beberapa sudah masuk tahap pra-studi kelayakan seperti pembangunan tol jurusan Denpasar- Gilimanuk dan tol yang menghubungkan Denpasar dengan kawasan Bali utara.
Ada juga rencana pembangunan bandara di Kabupaten Buleleng, pengembangan Pelabuhan Kapal Pesiar Tanah Ampo, Pelabuhan Amed, jalan lingkar Nusa Penida, pembangunan stadion internasional dan sebagainya.
Sedangkan Wakil Gubernur NTB Muhammad Amid mengatakan di daerahnya saat ini dibutuhkan investasi di bidang kelistrikan, pabrik pengolahan rumput laut, serta pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Global Hub, Samota, Mandalika dan Teluk Bima.
Sementara itu Gubernur NTT Frans Lebu Raya menawarkan berbagai kegiatan investasi yang bisa dikembangkan di daerahnya seperti di bidang perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, industri, pariwisata, transportasi, pertambangan serta energi.
Harapannya, para pengusaha dari Tiongkok dapat membantu pengembangan investasi di berbagai bidang tersebut, tambahnya. (WDY)
Konjen RRT: Sekarang Masa Emas Tarik Investasi
Jumat, 8 Mei 2015 15:53 WIB