Langkawi (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan
pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2016 dapat menguntungkan
Indonesia.
"Pertama pasar kita luas, punya resources (sumber daya alam) lebih
baik, kita juga punya tenaga kerja yang lebih kompetitif," kata Jusuf
Kalla usai menghadiri "retreat" dan penutupan Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) ke-26 ASEAN di Kualalumpur dan Langkawi, Malaysia, Senin malam.
Namun, lanjut Jusuf Kalla, pelaksanaan MEA ini ada juga yang memberikan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Dia menegaskan bahwa Indonesia harus membenahi sektor yang lemah
untuk menhadapi MEA 2016 dan juga harus melaksanakan efesiansi.
"MEA menyebabkan persaingan lebih ketat. Nah di sini letaknya
masalah efisiensi. Kita harus bicara efesiensi," tegas wapres. Dia mengatakan pelaksanaan MEA memang tidak akan membuat
negara-negara ASEAN ini memiliki pergerakan yang sama karena ada yang
tidak efesiensi.
"MEA persiapannya sudah 10 tahun, dan ini akan membuka pasar
menjadi kompetitif," tegas Jusuf Kalla yang datang menggantikan Presiden
Joko Widodo dalam menghadiri KTT ASEAN ini.
Terkait perbedaan pertumbuhan ekonomi antar negara anggota yang
masih tinggi, Jusuf Kalla mengatakan bahwa tidak akan mudah
terselesaikan secara bersamaan."(Pelaksanaan MEA) kan terjadi kompetitif atau advantage yang akan timbul nanti," ungkap Jusuf Kalla.
Wapres juga mengungkapkan bahwa dalam "retreat" KTT ASEAN telah
dibicarakan mengenai pertumbuhan ekonomi ASEAN yang menurun akibat
perekonomian global dan mmiliki komoditi yang hampir sama. Keduanya, kata Jusuf Kalla, KTT ASEAN juga mengusulkan pembentukan
tim bersama dalam memberikan bantuan terhadap korban bencana gempa bumi
di Nepal. Wapres juga mengungkapkan bahwa pertemuan sembilan kepala negara
anggota ASEAN ini juga membahas untuk menghadapi radikalisme dan
terorisme. (WDY)
Wapres: Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016 Untungkan Indonesia
Selasa, 28 April 2015 8:03 WIB