Denpasar (Antara Bali) - Aneka barang kerajinan Bali memiliki kateristik yang unik dan bertumpu pada kreasi manusia sehingga sulit tersaingi oleh produk yang memanfaatkan teknologi berskala ekonomi tinggi dan laku keras ke Amerika Serikat.
"Amerika Serikat pembeli aneka kerajinan Bali yang diproduksi dengan cara manual, seperti pakaian jadi, tanpa menggunakan teknologi tinggi," kata Nengah Sudiana, seorang eksportir aneka kerajinan asal Kabupaten Gianyar, Minggu.
Perajin perhiasan perak di Desa Celuk Gianyar misalnya ada yang memiliki pelanggan dari Amerika Serikat secara turun temurun, dari kakek, bapak dan sekarang cucunya sendiri masih pembeli perhiasan perak dengan ukiran khas di Bali.
Perhiasan seperti kalung, giwang, gelang yang dibuat dengan muatan lokal tampaknya memiliki kharisma sendiri sehingga pelanggan-pelanggan lama tetap saja datang ke Bali untuk membeli dan laku terjual setiba di negerinya.
Amerika Serikat merupakan pasar ekspor tradisional Bali dan konsumen dari negeri Paman Sam ini adalah pembeli terbesar aneka kerajinan Pulau Dewata, menyusul dari Jepang dan Perancis di urutan ketiga.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat bahwa konsumen Amerika Serikat adalah pembeli aneka kerajinan dan barang nonmigas Bali lainnya yang terbesar selama ini yakni mencapai 114,23 juta dolar AS selama 2014 atau perannya 21,30 persen dari seluruh nilai ekspor 536,3 juta dolar. Menyusul dari Jepang adalah pembeli terbesar kedua dengan mengeluarkan devisa 61,5 juta dolar, sedangkan Singapura ada di urutan ketiga yakni 47,3 juta dolar, sedangkan aneka kerajinan daerah ini sudah menjamah sedikitnya 75 negara konsumen.
Sesuai catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali menyebutkan, perolehan devisa dari aneka barang kerajinan buatan masyarakat daerah ini selama 2014 bernilai 220 juta dolar AS naik 9,66 persen dari periode sebelumnya yang hanya 200 juta dolar. (WDY)