Negara (Antara Bali) - Agen elpiji 12 kilogram di Kabupaten Jembrana rugi, akibat pemerintah menurunkan harga elpiji dengan berat tersebut.
"Saya membeli elpiji 12 kilogram ini saat harganya masih Rp136 ribu. Baru sebagian kecil terjual, pemerintah menurunkan harganya menjadi Rp129 ribu. Karena konsumen sudah tahu dari pengumuman pemerintah, mereka tidak mau membeli dengan harga sebelumnya," kata Kadek Pande, salah seorang agen elpiji di Kota Negara, Senin.
Ia mengatakan, stok elpiji 12 kilogram miliknya masih 200 tabung, sehingga dipastikan ia merugi cukup besar jika mengikuti harga baru yang ditetapkan pemerintah.
Sebagai agen dengan modal terbatas, ia berharap, pemerintah bisa membuat regulasi yang jelas terkait harga elpiji, sehingga tidak merugikan pedagang maupun konsumen.
"Kalau terus mendadak berubah harganya, kami rugi. Kalau mendadak naik, kami juga yang dapat komplain dari konsumen," ujarnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan Putu Suartama, agen elpiji lainnya yang mengaku, baru saja membayar elpiji 12 kilogram sebanyak 156 tabung.
Karena mendadak harga turun, ia mengatakan, tidak bisa menjual elpiji tersebut sehingga hanya disimpan dalam gudang.
"Elpiji 12 kilogram yang sama beli satupun belum saya jual, karena selisih harganya cukup besar dari sebelumnya. Saya hanya bisa berharap, dalam waktu dekat harganya naik lagi," katanya.
Dua agen ini juga mengaku, tidak berani menjual dengan harga lama, karena takut izin agennya dicabut jika tidak mengikuti harga yang baru.
Karena stok masih banyak, sementara ini mereka menunda membeli elpiji 12 kilogram, dan lebih banyak memesan untuk elpiji 3 kilogram karena jumlah konsumennya terus bertambah.(GBI)