Mataram (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara
Barat (NTB), meminta masyarakat mewaspadai penyakit yang berpotensi
terjadi di musim pancaroba, salah satunya ancaman penyakit demam
berdarah dengue (DBD).
"Musim pancaroba ini memang sangat rawan untuk berkembangbiaknya
jentik nyamuk DBD, karenanya masyarakat harus terus menjaga kebersihan
lingkungan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usaman Hadi
di Mataram, Kamis.
Usman menyebutkan, pada musim pancaroba ini kasus masyarakat yang
sudah terkena DBD di bulan Desember 2014 saja mencapai di atas lima
kasus yang berasal dari Lingkungan Bebidas dan Pagesangan Utara. Namun
jumlah itu sudah dapat tertangani dengan cepat.
Menurutnya, penanganan yang dilakukan antara lain selain pengobatan
terhadap warga yang terkena DBD, pihaknya juga mengajak warga di
lingkungan yang warganya sudah terkena DBD untuk melakukan gerakan 3M
(menguras, menutup, mengubur) untuk membunuh jentik nyamuk.
"Selanjutnya dilakukan pengasapan pada dua lingkungan tersebut untuk membunuh nyamuk dewasa," katanya.
Diakui, pengasapan atau "fogging" hanya dilakukan pada lokasi yang
sudah ada kasus, sehingga kegiatan "fogging disebut sebagai "fogging
fokus", mengingat anggaran untuk pengasapan cukup besar, tetapi kurang
efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa.
"Sementara jentik-jentik nyamuk akan terus berkembang jika tidak dilakukan gerakan 3M," katanya.
Selain itu, lanjut Usaman, pihaknya sejak bulan Oktober hingga
November 2014 telah menyebar sebanyak 1.375 kilogram bubuk abate ke 11
unit puskesmas di daerah itu untuk antisipasi mencegah mewabahnya kasus
DBD.
"Program pemberiana bubuk abate ini merupakan program rutin Dinas
Kesehatan sebagai bentuk antisipasi mencegah mewabahnya penyakit demam
DBD, menjelang musim hujan," katanya.
Dikatakannya, dalam pembanginnya satu puskesmas mendapatkan sekitar
125 kilogram bubuk abate untuk disebar ke masyarakat dengan melibatkan
pada kader. Bubuk abate ini merupakan bubuk yang efektif mencegah jentik
nyamuk berkembangbiak.
Caranya, lanjut Usman, setiap satu bungkus bubuk abate yang berisi
lima gram, dimasukkan ke dalam bak mandi, tempat penampuang air atau
genangan-genangan air yang tidak bisa dikuras, namun bungkus bubuk abate
harus ditusuk-tusuk dengan menggunakan jarum atau kancing.
"Dengan demikian bubuk abate bisa digunakan dalam jangka waktu yang
lama. Air yang ditaruhkan bubuk abate aman untuk dipergunakan mandi
ataupun berkumur," katanya.
Ia mengatakan, jika masyarakat masih membutuhkn bubuk abate, Dinas
Kesehatan siap mendistribusikan kembali ke masyarakat melalui
puskesmas. (WDY)
Waspadai Penyakit di Musim Pancaroba
Kamis, 25 Desember 2014 21:33 WIB