Jakarta (Antara Bali) - Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) untuk Keadilan dan
Demokrasi menilai wajah politik di Tanah air saat ini masih maskulin
ditandai dengan sedikitnya perempuan mendapatkan tempat dalam lembaga
politik.
"Dibandingkan periode 2009-2014 jumlah anggota DPR
perempuan saat ini menurun, lagi-lagi membuktikan wajah politik kita
masih maskulin," kata Staf Divisi Sistem Manajemen Informasi KPI untuk
Keadilan dan Demokrasi Hidayatut Thoyyibah di Jakarta, Selasa.
Ia
mengatakan dari sudut pandang gender, perempuan memang tidak
dipersiapkan sejak awal untuk turun ke politik sehingga ketika ada
kompetisi seperti pemilihan umum mereka kalah bersaing.
Secara
sosial perempuan juga memiliki tugas rangkap dan dalam politik posisinya
jauh lebih berat ketimbang laki-laki sehingga sulit bersaing diantara
calon legislaatif pria untuk mendapat tempat di DPR," kata dia.
Ia
memberi contoh misalnya ada seorang perempuan yang menjadi caleg dan
sebelumnya hanya ibu rumah tangga, anggaran yang dialokasikan untuk
berkampanye tentu menjadi terbatas karena mengandalkan pemberian suami.
Pada
bagian lain pendidikan politik juga belum dilakukan oleh partai
sehingga perempuan cenderung diposisikan sebatas memenuhi kuota dan
ketentuan yang berlaku, kata dia.
Hidayatut mengatakan terkait
kesadaran perempuan untuk memilih perempuan juga perlu dilakukan edukasi
dimana pada beberapa tempat yang dilakukan sosialisasi oleh KPI cukup
sukses.
"Walaupun jumlah anggota DPR perempuan mengalami
penurunan secara kualitas jauh lebih baik dibandingkan periode
sebelumnya," kata dia.
Berdasarkan data yang dihimpun jumlah
anggota DPR perempuan periode 2014-2019 sebanyak 97 orang atau 17,32
persen turun dibandingkan periode 2009-2014 sebanyak 103 orang. (WDY)
KPI: Wajah Politik Indonesia Masih Maskulin
Selasa, 25 November 2014 14:21 WIB