Singaraja (Antara Bali) - Luh Tangkas, seorang warga Dusun Kelodan, Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, tewas yang diduga akibat rabies yang tidak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas.
Kades Tejakula Ketut Suardana di Buleleng, Minggu mengatakan, korban sebelumnya diketahui sempat digigit anjing sekitar empat bulan lalu.
"Korban meninggal pada Jumat (13/8) lalu dan sempat beberapa kali dibawa ke puskesmas untuk berobat, namun dokternya tidak pernah ada di tempat," ujarnya.
Menurut dia, warganya tersebut sempat mengalami peningkatan suhu badan yang tidak teratur hingga akhirnya meninggal dunia tanpa pernah tersentuh pengobatan medis.
Kebetulan, lanjutnya, Tangkas berasal dari keluarga nelayan yang tingkat ekonominya rendah dan bergantung pada anak serta keluarganya yang lain.
"Sebelumnya saya sudah melakukan eliminasi 200 ekor anjing karena di Desa Tejakula sudah ada anjing yang terjangkit rabies," kata Suardana.
Terkait dengan keberadaan puskesmas di Tejakula, Suardana mengaku sangat menyesalkan pelayanan yang diberikan oleh pihak medis di tempat tersebut.
Dari pengakuannya, puskesmas di kawasan Tejakula jarang ada dokter yang melayani masyarakat dan warganya selalu diarahkan untuk berobat ke rumah sakit umum daerah yang jaraknya mencapai 30 kilometer.
"Saya sudah lelah memohon kepada pemerintah daerah terutama dinas kesehatan agar menyediakan seorang dokter yang betul-betul bisa melayani masyarakat. Bahkan, sering saya sebut setiap kali ada pertemuan, tapi tidak pernah di dengar," ujar dia.
Bahkan, lanjut Suardana, Puskesmas Tejakula sering kosong dan tutup selum waktunya sementara banyak warga yang harus pulang ketika tidak bertemu tenaga medis di puskesmas itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng Made Pastika belum berhasil di konfirmasi terkait dengan persediaan vaksin antirabies (VAR) yang sebelumnya dijanjikan keberadaannya dalam dekat.(*)