Badung (ANTARA) - Pemerintah Desa Darmasaba, Kabupaten Badung, melakukan penanggulangan rabies melalui inovasi Bersama Jaga Rabies (Bajra) yang dibiayai dari APBDes.
“Melalui Bajra kami menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas dapat memperkuat sistem kesiapsiagaan kesehatan,” ujar Kepala Desa Darmasaba Ida Bagus Surya Prabhawa Manuaba di Mangupura, Rabu.
Ia menjelaskan inovasi BAJRA mengintegrasikan pelaporan cepat masyarakat dan edukasi berkelanjutan melalui kegiatan seperti yang dilaksanakan Sahabat Anti Rabies (Friends Against Rabies) Indonesia.
Inovasi itu juga menjalin koordinasi lintas sektor antara kesehatan hewan, manusia, dan pemerintahan desa.
“Kami juga mendapatkan dukungan penuh juga datang dari Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa melalui Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung (Diperpa),” jelas dia.
Ida Bagus Surya Prabhawa mengatakan kunci keberhasilan eliminasi rabies di tingkat desa terletak pada tiga hal utama yakni vaksinasi anjing yang konsisten, edukasi warga secara berkelanjutan, dan respons cepat berbasis data saat terjadi kasus gigitan.
“Dengan kolaborasi, vaksinasi, dan edukasi yang berjalan seiring, desa dapat menjadi benteng pertama dalam upaya eliminasi rabies,” kata dia.
Atas inovasi tersebut, Kepala Desa Darmasaba terpilih menjadi salah satu panelis dalam Konferensi Rabies in Borneo (RIB) 2025 yang telah digelar di Borneo Convention Centre Kuching (BCCK), Sarawak, Malaysia, pada 30 September hingga 1 Oktober lalu.
Konferensi yang mengusung tema “Rabies-Free Borneo: Uniting People, Animals, and Communities – Collaborate, Vaccinate, Educate” tersebut diikuti lebih dari 400 delegasi dari berbagai negara di Asia dan dunia.
Bagus Surya Prabhawa mengungkapkan keikutsertaan Desa Darmasaba dalam RIB 2025 menjadi bukti bahwa kepemimpinan lokal mampu berkontribusi nyata dalam agenda global One Health.
Menurut dia partisipasi Desa Darmasaba dalam forum internasional itu merupakan kelanjutan dari kesuksesan program TISIRA (Tim Siaga Rabies) yang sebelumnya didukung oleh Australia–Indonesia Health Security Partnership (AIHSP).
Selama dua hari pelaksanaan, peserta mengikuti sejumlah sesi seperti Plenary Session bersama WHO, sesi teknis lintas sektor, serta side event dari World Organisation for Animal Health (WOAH).
“Kami berharap dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Borneo maupun Asia Tenggara dalam mewujudkan masyarakat yang bebas rabies,” ungkap Bagus Surya Prabhawa.
