Jakarta (Antara Bali) - Psikolog Tika Bisono mengatakan anak tidak perlu "steril" atau dijauhkan dari nilai negatif kehidupan pada tontonan televisi.
"Tontonan yang baik itu mengandung semua unsur kehidupan, bukan semuanya baik atau positif tetapi juga yang buruk atau negatif karena negatif pun anak-anak perlu belajar," kata Tika Bisono di Jakarta.
Dia mengatakan, anak perlu mempelajari baik nilai yang positif maupun negatif.
Tika mengemukakan hal tersebut dalam talkshow "Learning Through Children Lens" di Kota Kasablanka, akhir pekan ini.
Menurut dia, orang tua tidak perlu takut jika anak mengenal nilai negatif kehidupan seperti putus asa, kecewa, menangis, sedih lewat apa yang ditonton di acara televisi.
Mengenal nilai negatif kehidupan akan membantu memperkokoh kepribadian anak menjadi tangguh dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk.
"Anak harus memahami nilai yang baik dan buruk agar terlatih untuk berhadapan dengan yang keras yang jelek, karena kehidupan tidak selamanya mulus, baik semua, ada juga sedih, mengalah, paling tidak anak kenal dulu," katanya.
Orang tua, lanjut Tika, berperan menjelaskan penyebab tokoh yang ditonton menangis atau berteriak.
"Jika mereka dilarang menonton, justru anak akan mencari tahu, dan akhirnya belajar sendiri tanpa pemahaman yang bena," kata Tika.
Psikolog lulusan Universitas Indonesia tersebut juga mengingatkan orang tua harus selektif memilih tontonan yang sesuai dengan umur anak.
"Jangan biarkan anak tonton televisi sendirian, menonton semua channel, bahaya kalau tonton film atau tayangan khusus dewasa," katanya.
Dia mengingatkan, balita belum bisa memilah mana yang baik dan buruk.
"Jangan merusak pikiran mereka dengan tontonan yang tidak baik," katanya.
Dia mencontohkan, anak akan meniru kata-kata kasar seperti makian di televisi. (WDY)
Dampingi Anak Saat Tontonan Sedih dan Putus Asa
Minggu, 14 September 2014 19:35 WIB