Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali melanjutkan pembangunan jaringan distribusi penyediaan air bersih Sungai Telaga Waja untuk dapat menjangkau pelayanan air bersih bagi masyarakat pedesaan, khususnya di Kabupaten Karangasem.
"Pembangunan itu dilakukan secara patungan antara pemerintah pusat, Pemprov Bali dan Pemkab Karangasem," kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi pada Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, masalah air, jalan dan listrik yang selama ini masih menjadi dambaan sebagian kecil masyarakat pedesaan di daerah ini masih tetap menjadi prioritas, dengan harapan bisa dilayani dengan baik.
Dalam penyediaan air bersih, selain melanjutkan jaringan distribusi air bersih Telaga Waja juga menggarap penyediaan air minum Bali selatan untuk menjangkau pelayanan di wilayah Kota Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan dan Klungkung.
Ketut Teneng menambahkan, Pemprov Bali juga memberikan perhatian kepada masyarakat Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dan daerah-darah lainnya yang selama ini belum menikmati air bersih.
Khusus untuk Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Pemprov Bali setiap tahun mengalokasikan dana sebesar Rp1 miliar untuk mengoperasikan mesin pompa dan genset untuk menaikkan air dari sumber Guyangan di Desa Ped, Pulau Nusa Penida, yang terpisah dengan daratan Pulau Bali.
Ke depan mesin untuk menaikan air tersebut diharapkan bisa diganti dari yang selama ini menggunakan bahan solar dengan menggunakan energi dari sinar matahari, sehingga penggunaan dana dapat dihemat sekecil mungkin.
Menurut Gubernur Bali Made Mangku Pastika pengalokasian dana setiap tahunnya cukup besar itu sebenarnya bisa dihemat dengan menggunakan teknologi memanfaatkan energi sinar matahari.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pengkajian dan penelitian untuk mengganti teknologi dari bahan bakar solar menjadi energi matahari.
"Jika teknologi baru itu bisa diterapkan, maka dana Rp1 miliar bisa dialihkan untuk program pembangunan yang lebih menyentuh untuk kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil itu," harap Gubernur Pastika.
Ia juga mengingatkan, meskipun demikian masyarakat setempat untuk tetap memanfaatkan bak penampungan air hujan (cubang) dalam mengantisipasi jika suatu saat mesin menaikkan air itu mengalami kerusakan.
"Mesin yang beroperasi secara terus menerus, meskipun dirawat dengan baik, suatu saat pasti akan mengalami kerusakan. Jika mesin itu tidak berfungsi selama proses perbaikan berarti masyarakat tidak memperoleh pelayanan air bersih," ujar Gubernur Pastika.
Dengan adanya antisipasi air dalam cubang, selama proses perbaikan mesin masyarakat tidak kesulitan akan air bersih.
Pemerintah pusat lewat Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali tahun 2009 mengalokasikan dana sebesar Rp13,5 miliar untuk pembangunan "reservoir" V dan VI pada sumber mata air Guyangan di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Pembangunan dua unit "reservoir" untuk memperluas jangkauan pelayanan air bersih bagi masyarakat Nusa Penida, yang lokasinya terpisah dengan daratan Bali.
Pembangunan tersebut juga dilengkapi dengan pengadaan dua buah pompa, dua buah genzet dan penyambungan pipa sepanjang 51 kilometer.(*)