Hanoi (Antara Bali) - Perwakilan dari 21 negara anggota Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) Sabtu berkumpul di ibu kota Vietnam, Hanoi, untuk membahas langkah-langkah memperkuat konektivitas dari orang-ke-orang dan pekerja berkualitas melalui pengembangan sumber daya manusia.
Diskusi ini mengangkat tema keenam APEC pada Pertemuan Pengembangan Sumber Daya Manusia, yang menarik partisipasi lebih dari 100 delegasi.
Berbicara dalam rapat itu, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, mengatakan selama 25 tahun terakhir, APEC telah menjadi forum ekonomi yang mewakili sekitar 40 persen dari populasi dunia dan memberikan kontribusi 54 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Sumber daya manusia memainkan peran utama dalam menjaga pertumbuhan yang dinamis dan cepat di kawasan, kata perdana menteri.
Dunia, termasuk APEC, sedang menghadapi tantangan pemulihan pertumbuhan berkelanjutan, tingkat pengangguran yang tinggi, ketidakseimbangan antara suplai tenaga kerja terampil dan permintaan serta ketidakstabilan sosial, kata Dung dalam pertemuan itu.
Dia juga menyerukan kerja sama lebih lanjut dan berbagi pengalaman di antara negara-negara anggota dalam rangka menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dan menjamin pembangunan sosial serta manusia.
Menurut statistik APEC Business Advisory Council (ABAC) pada pertemuan tersebut, permintaan lebih banyak bekerja di semua tingkat keterampilan terus tumbuh, menciptakan kekurangan keterampilan penting dalam beberapa sektor.
ABAC memperkirakan biaya ekonomi dari kekurangan keterampilan di Asia-Pasifik bisa mencapai 10 triliun dolar AS sampai tahun 2030. (WDY)
Menteri APEC Bahas Sumber Daya Manusia di Vietnam
Minggu, 7 September 2014 18:29 WIB